Peran Pers Di Awal Pergerakan Kemerdekaan Indonesia

HIMIKOM



       Pergerakan kemerdekaan Indonesia tak terlepas dari peran pers sebagai media yang menyampaikan informasi kepada rakyat kala itu. Media pers menjadi alat vital yang saat itu mampu digunakan sebagai pembangkit semangat awal dari cikal bakal adanya pergerakan sebuah kemerdekaan yang berapi-api, terutama media cetak dimana media cetak memiliki fungsi sebagai penyalur aspirasi yang membakar hati demi lepasnya rakyat dari gelombang intimidasi. Kiprah surat kabar sebagai media cetak diIndonesia memiliki perjalanan panjang bahkan seblum adanya kemerdekaan Indonesia yang abadi ini, surat kabar menjadi prantara para cendikiwan Indonesia dalam menyalurkan semangat juang kepada rakyat
      Kemunculan surat kabar diIndonesia pertama kali Pada masa Gubernur Jendral VOC Van Imhoff, diterbitkan surat kabar resmi pertama, Bataviasche Nouvelles pada tanggal 7 Agustus 1744, oleh pedagang VOC Jan Erdmans Jondens, isinya terutama berita-berita kapal, pengangkatan dan pemberhentian pejabat VOC, peraturan-peraturan pemerintah di Belanda dan VOC sendiri, ditambah berita-berita singkat dari berbagai tempat di mana ada pangkalan VOC (mulai dari Nusantara hingga Tanjung Harapan di Afrika Selatan).
    Tahoen1885 menurut saya pribadi menjadi awal babak baru bagi para cendikiawan untuk menuangankan pekiran serta harapan kemerdekaan pada rakyat, dimana kala itu diterbitkannya surat kabar Retno Dhoemillah yang dipimpin oleh dr Wahidin Soedirohusodo. Saya berfikir tanpa surat kabar atau media pers lainnya sulit bagi bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekan, mengapa saya katkan demikian, hal ini saya ungkapkan karna menurut saya kestesedian media penyampaian informasi kepada sesama pejuang dan rakyat yang berada di berbeda pulau menjadi satu satunya alat koordinir yang memacu semangat juang rakyat indonesia untuk bersatu dan satu suara melawan sekutu dan Belanda.



     Suara kemerdekaan adalah kebebasan yang tercipta dari gerakan yang menyokong kuatnya jiwa indonesia. Peran sebuah lengan yang menggerakan jari demi mari, liuk itu bagai  lingkarkan pena lemparkan tulisan yang merajut sebuah tinta harapan bangsa dan kemerdekaan. Mungkin akhir  tak seindah karir namun harapan yang tertuang dalam lembaran akan selalu dikenang sebagai sebuh catatan yang mencerminkan penyiksaan, keadilan, perjuangan serta kemerdekaan”. Jika saya terlahir dimassa lalu sebagai pejuang kemerdekan munking kutipan sayadiatas akan saya tuangkan pula di surat kabar agar memberikan semangat bangsa, karna saya sadari saya juga sangat suka dalam menulis dan masi terus belajar menyempurnakan tulisan saya. Jika menulis tentang kemerdekan entah mengapa saya sangat bersemangat dan mulai memilki ide gila dalam menuangkan pemikiran kemerdekaan. Mungkin seru juga jika saya terlahir dimasa lalu, karna sebuah tulisan yang akan tersebar luas kepelosk negri tak boleh main-main haruslah bermakna dan memiliki semangat juang yang mengjak serentak membanguh sebuah kekuatan besar demi kemerdekaan. Serta tak lupa perjuangan menyebar luaskan surat kabar kala itu mungkin tak mudah tak-tik grilya mungkin jadi opsi dalam pengantarannya.
      Munking sekarang tak lagi seperti dulu dimana surat kabar dan radio menjadi satu satunya alat komunikasi terbaik yang ada. Semua komunikasi saat ini telah dikuasai oknum digital, saya tidak bermaksut menylahkan siapapun tapi realitasnya 4.0 mulai merasak mengambil alih dunia menjadi teknologi modern terkini. Kemudahan teknologi dalam mengakses segala hal seakan memudarkan eksistensi MEDIA CETAK yang digantikan MEDIA SOSIAL sebagai wadah informasi yang malah mengakibatkan hoax seperti membuat kerajaan sendiri.
       Sejujurnya media cetak atau surat kabar menurut saya pribadi adalah informsi yang minim akan kesalahan didalamnya sesui fakta dan aktual, hal ini diakbatkan karna proses membuatan beritanya sendiri sangatlah panjang dan melewati prosedur pengecekan berita yang tentunya membuat kesalahan informasi tidak terjadi. Harganya yang dapat dijangkau semua kalangan membuat surat kabar layak dipertahankan. Sehingga mekanisme pengolahan surat kabar sebagai media cetak adalah senjata terbaik untuk mengalahkan hoax yang merusak bangsa.