Pelatihan Desain dan Editing (NGODING)

HIMIKOM

 Pelatihan Desain dan Editing (NGODING)

Acara Pelatihan ini berlangsung secara offlineyang dilaksanakan hari Kamis, 22 Desember 2022Pelatihan ini diikuti oleh 15 pesertaAcara pembukaan dimulai pukul 14.30 WIB yang dipanduoleh Febi Dilovia sebagai pembawa acara. Penyampaian kata sambutan dari Widya Dwi Putri selaku Ketua Panitia Pelatihan Desain dan Editing serta Tito Jaya Pratama Ketua Umum HIMIKOMperiode 2022 yang sekaligus membuka kegiatanpelatihan Desain dan Editing secara resmi

Pelatihan Desain dan Editing (NGODINGdipandu oleh Aisyah Juniadita selaku moderator, selanjutnya acara langsung diserahkan kepada pemateri, yaitu Nobi Saputra. Pemateri memaparkanmateri secara langsung dan dilanjutkan dengan sesidiskusi tanya jawab antar peserta kepada pemateriKemudian acara diakhiri dengan penyerahansertifikat penghargaan oleh Ketua Panitia kepadapemateri. Pelatihan ini selesai pukul 16.15 WIB.

Ingin Menjadi Seorang Penulis ? Tips Bagi Kamu yang Malas Membaca

HIMIKOM

  

Ingin Menjadi Seorang Penulis Tips Bagi Kamu yang Malas Membaca

Ilham ilyas




Beri dirimu sedikit waktu,

Tak usah pura-pura tertawa

Ceritakanlah keluh kesahmu.

Telingaku tak jenuh mendengar

.

Apa yang sedang kau lamunkan ?

Mengapa terus bersedu sedan?

Separah itu luka batinmu?

Tak bosankah bawa masa lalu?

.

Hidup ini indah,

Bila kau mengikhlas yang harus dilepas

Kau terlalu agung untuk dikalahkan rasa sakit

.

Sudahlah berhenti meratapi sesuatu

Yang takkan kembali

Kebahagiaan tak pernah pergi,

Kau mungkn tengok  arah yang salah

Sebab aku dan bumi mengasihanimu

.

Belajarlah berjalan lagi walau langkahmu rapuh

Belajarlah percaya lagi, kau tak pernah sendiri

Konspirasi Alam Semesta 

– Fiersa Besari

 

Sebuah kutipan pada buku berjudul “ Konspirasi Alam Semesta “  oleh fiersa besari. Seorang penulis yang telah menghasilkan novel – novel terkenal dan populer, sekaligus seorang pemusik yang digemari banyak anak muda. 

 

Bagaimana  Menurutmu? ...

Apakah kamu telah membaca kutipan tersebut sampai akhir? Jika kamu sudah membaca kalimat ini, Artinya kamu telah melakukan satu langkah untuk menjadi seorang penulis. Tapi ini belum cukup dan hanya satu langkah kecil. Sekarang penulis akan mengajak dan menarikmu lebih dalam tentang dunia menulis. 

 

Menjadi seorang penulis apalagi itu perihal seorang penulis profesional adalah hal yang tidak mudah. Kita bisa berkaca dari banyaknya penulis-penulis hebat . Mereka membutuhkan banyak proses yang terbilang tidak enteng. Tapi jangan khawatir. Disini penulis hanya menggambarkan sosok penulis hebat yang  sudah melakukan banyak langkah didepan kita. Karena kita masih pada satu langkah kecil ini. 

 

Rasa Malas dan Membaca ...

 

Pertama saya menyebut diri saya sebagai x (penulis) agar teman-teman sekalian lebih memahami penyajian tulisan ini sampai akhir.

 

Dalam hal ini penulis paham dengan apa yang menjadi masalah pada sebagian atau bahkan yang sering muncul pada pemula yang ingin menulis. Jadi penulis tidak ingin membuatmu menunggu dan membaca kalimat yang terlalu panjang. Akan tetapi, penulis ingin kamu memahami ini sebagai konsep berpikir agar kamu tidak terjebak pada rasa malas. Jika kamu tak membaca konsep ini, maka tidak akan sampai pada langkah-langkah berikutnya, melihat langkah-langkah tersebut hanya sebagai sebuah tulisan.

 

Untuk teman- teman sekalian, pasti pernah melihat dan membaca sebuah tulisan tentang motivasi, puitis, politik, sosial dan banyak tulisan lainnya. Tentu hal ini bukan hanya tentang senang sebagai orang yang telah membaca, akan tetapi, ada keinginan dari teman-teman bisa menulis seperti itu. Hanya saja, terdapat kendala bagi teman-teman sekalian yang ingin menjadi penulis. Seperti rasa malas. Malas untuk memulai, dikarenakan konsep berpikir yang dibangun hanya sebatas rasa kagum pada sebuah tulisan. Dan masih terhalang oleh konsep mengenai penulis harus menguasi banyak literasi bacaan.

 

Menjadi penulis !!!

Tips bagi kamu yang malas membaca – 

1. Membangun konsep berpikir sendiri tentang menulis

Mungkin ini masih asing bagi kamu yang ingin memulai. Akan tetapi, konsep ini hadir dari dirimu, dari setiap penulis. Bukan tentang konsep orang lain. Artinya dalam hal ini kamu harus memahami bahwa menulis adalah sesuatu yang kamu inginkan. Sesuatu yang menyenangkan bagimu. 

 

2. Membaca sebuah buku

Inilah yang menjadi kendala pemula ketika berhadapan dengan rasa malas untuk membaca. Ketika penulis menyajikan sebuah kutipan untuk kamu yang ingin mencari tips, secara tidak langsung penulis telah menarikmu untuk membaca sampai akhir. Artinya kamu bukan pemalas, hanya saja belum menemukan hal yang menyenangkan bagimu.

3. Menemukan hal yang menyenangkan

Dalam hal ini penulis memfokuskan tentang kamu yang tak suka membaca. Hal ini penulis alami sebagai pengalaman. Sejak awal , penulis bukan tipe orang yang suka membaca. Akan tetapi, penulis telah menemukan apa yang menjadi kesukaan dan hal menyenangkan penulis. 

Pertama , ketika kamu tak suka membaca sebuah buku, ini bukan tentang kamu tak suka membaca, akan tetapi, kamu belum menemukan sesuatu yang menyenangkanmu dari sebuah isi buku itu.

 

Kedua, kamu harus menemukan apa yang kamu suka. Sejenis buku yang menarikmu. Misalnya ,kamu adalah tipe orang yang suka dengan tulisan- tulisan puitis dan moral . Maka kamu perlu mencari sebuah novel atau pun buku motivasi yang menyenangkan bagimu.

 

4. Membuat Sebuah Catatan 

Kamu harus mulai menulis. Tapi bukan tentang tulisanmu. Ini berbeda dari tulisan –tulisan yang kamu salin dari sebuah buku. Ketika kamu menulis sebuah tulisan dari buku yang kamu sukai bahkan amat menyenangkan bagimu, ketika kamu menulis, kamu akan ditarik untuk memahami sebuah tulisan itu. Hal itu bisa kamu lakukan dengan menulis kutipan –kutipan dalam sebuah buku sekalipun kamu belum memahami isi atau cerita dari sebuah buku itu. Hal ini akan membuatmu terbiasa pada sebuah tulisan, sehingga mendorongmu untuk membaca cerita atau isi buku.

5. Menulis dan Mengaitkan aktivitasmu terhadap sebuah tulisan.

Mungkin kamu yang sering membuat catatan atau buku harian, sudah terbiasa melakukan ini. Tapi hal tersebut belum cukup. Pernah atau tidak, Kamu perlu membuat tulisan dari aktivitasmu. apa yang kamu alami hari ini, kamu kaitkan dengan tulisan yang kamu senangi.

Misalnya ;

kamu harus menulis tentang aktivitasmu terlebih dahulu , apa yang kamu alami, Kamu tulis seperti biasa. Seolah kamu sedang meluapkannya dengan bahasa yang alami.

Contoh : “ hari ini nilai raport dibagikan. Dan nilaiku sangat mengecewakan. Padahal aku sudah belajar pagi, siang dan malam. 

 

 

 

Kalimat diatas merupakan sebuah kalimat dimana kamu masih memposisikan diri kamu sebagai orang yang mengalami, meluapkan dan menulis.

 

Selanjutnya, kamu harus mengubah tulisanmu bukan sebagai orang yang menulis, mengalami dan meluapkan, akan tetapi bagaimana tulisanmu memposisikannnya sebagai sesuatu yang dibaca. Lalu kamu bisa mengaitkannya dengan banyak kutipan yang telah kamu baca.

Contoh :  Apapun hasilmu hari ini, tidak menentukanmu hasilmu dimasa depan. Tapi bagaimana masa depan terbentuk, ditentukan oleh prosesmu hari ini dan seterusnya”  - ilyasa_il920

Kalimat tersebut berkaitan dengan kalimat awal diatas. Tanpa penjelasan spesifik, kalimat tersebut bisa menggambarkan banyak aktivitas yang tidak mesti seperti contoh diatas. Jadi, kalimat tersebut telah memposisikan sudutnya sebagai sebuah tulisan yang bisa dibaca dan dirasakan oleh banyak orang.

 

6. Terbiasa dengan sebuah tulisan

Ketika kamu telah melakukan langkah kelima, artinya kamu harus mulai terbiasa terhadap sebuah tulisan. Dalam artian, bukan hanya tentang dirimu, tapi keadaan, kenyataan tentang seseorang, publik, atau pun lingkungan dapat tergambarkan olehmu dalam sebuah pesan berbentuk tulis.

 

Sekian tips menjadi penulis bagi kamu yang malas membaca. Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang ingin mulai menulis. Tidak hanya menulis, tapi konsep ini membuat teman-teman sekalian menemukan bahwa bukan tentang rumitnya membaca, akan tetapi betapa menyenangkannya membaca ketika menemukan apa yang kita senangi.

 

Pada akhirnya, apa yang yang penulis sajikan, merupakan bagian kecil dari dunia menulis. Penulis lebih berfokus mengangkat keinginan teman-teman dalam memulai sesuatu. Terlepas dari itu, penulis masih merupakan seorang pemula yang masih perlu banyak belajar. Adapun perbedaan yang ada tentang sikap atau konsep menulis, penulis serahkan pada pembaca. Selama terus membawa kemajuan, maka ikuti. Jika buruk, tinggalkan. Karena soal beda merupakan sebuah pilihan.

 

 

Ikhtiar Budaya – Menjadi Milenial yang Merdeka

HIMIKOM

 Ikhtiar Budaya  Menjadi Milenial yang Merdeka

Oleh Ilham Ilyasa



Kenapa orang Indonesia selalu mempromosikan batik, reog? Kok korupsi nggak? Padahal korupsilah budaya kita yang paling mahal. – sujiwo tejo.

Tiba-tiba saya mengingat sepenggal kalimat diatas dari seorang ahli pemusik, penulis, pelukis sekaligus seorang budayawan. Saya seperti ditarik untuk kembali merenungi sejauh mana sebuah bangsa dengan khazanah sejarah dan kebudayaannya yang besar dan sekaligus arti negara (dengan sistem formalnya yang mengikat sebagai warga) hadir ke diri masing-masing warga negaranya.

Ketika budaya yang besar hadir pada setiap kehidupan masyarakatnya, maka secara tidak langsung , setiap warga negara mempunyai tafsir berbeda-beda dan kadar intensitas penghayatan kepadnegaranya ( indonesia) . Sebelum saya sampai pada ikhtiar budaya, pertama saya ingin menawarkan sebuah kesadaran dan pengetahuan . bukan pengetahuan dalam arti yang lebih ahli, akan tetapi, lebih pada proses belajar itu sendiri  atas elemen-elemen  (tradisi, budaya semua warisan baik berupa  idefalsafah hingga  produk dan karya warisan tradisi masyarakat indonesia )

Dari tahun 2007 sampai  2012 , terjadi konflik antara indonesia dan negara tetangga yang serumpun yaitu malaysia. Konflik terjadi atas pengklaiman negara tetangga tersebut mengenai kebudayaan yang sebenarnya sudah mendarah daging bagi bangsa indonesia. Seperti wayang kulit dan reog. Konfik tersebut juga merupakan konflik yang panjang, karena baik itu diplomasi atau pun jalur penengahan masalah, tetap menyebabkan masyarakat kedua negara tersebut mengalami konflik berkepanjangan didadalam media massa ( sosial media ). 

Tentunya itu hal yang terjadi dilalu. Dan siapapun berharap hal tersebut tidak terjadi lagi. Saat ini pun negara serumpun yaitu malaysia tetap bersahabat dengan negara indonesia, disamping konflik yang pernah terjadi dan kesamaan yang membuat keduanya seolah pudar oleh batas-batas.

Milenial !!!

Merupakan sebutan dari sebuah generasi ...

Sebut saja x, sebutan generasi muda kini yang menggambarkan bahwa generasi ini merupakan harapan bagi bangsajuga menggambarkan sebaliknya. Alias generasi perubahan yang tak bisa diandalkan. Artinya, sejak awal penggambaran tersebut ada karena sebutan generasi milenial tidak hanya didominasi oleh perubahan baik, tapi juga yang lainnya. Akan tetapi, dalam hal ini, saya sebagai generasi muda ,generasi milenial, menawarkan sebuah penggambaran ketika perubahan lainnya yang tidak baik, dapat diarahkan pada perubahan besar yang baik.

Teknologi, informasi dan komuniksi serta perubahan besar lainnya . Mengikuti sebutan generasi ini. Berbagai macam bentuk perubahan baik telah mendukung aktivitas kita. Maka tentu harapan masyarakat besar pada generasi milenial adalah besar pula. Akan tetapi, pendukung perubahan yang besar diikuti oleh tantangan yang lebih besar. Karena apa, perubahan terbesar dunia, berawal ketika batas-batas negara seolah pudar. Apa yang menjadi penglihatan negara lain, bisa menjadi penglihatan kita juga. Apa yang mereka gunakan, juga bisa menjadi yang kita gunakan sehari-hari. Tidak hanya secara fisik, akan tetapi semua bentuk sikap dan perilaku juga bagian dari imitasi. 

Ikhtiar Budaya Menjadi Milenial yang Merdeka

Arti Ikhtiar budaya yang dimaksud adalah menguatkan kesadaran. Ikhtiar budaya ini harus dipahami sebagai sebuah proses untuk membangun kesadaran generasi muda atas kebudayaan nasional. Ketika sebuah bangsa sudah dapat mempelajari, memahami, mengembangkan, serta memperkenalkan kebudayaannya dengan rasa bangga, kemerdekaan budaya yang sesungguhnya sudah dipraktikkan. Maka yang menjadi pertanyaan, siapakah yang akan mempraktikkannya?

Millenial ? ...

Terlalu dini untuk dijawab. Akan tetapi pergerakan harus sejak awal dibentuk ketika generasi tersebut muncul. Sejak generasi ini lahir dari kandung, maka sejak itulah dimasa depan ia telah mempunyai tugas pergerakan untuk hal tersebut. Bukan tanpa persiapan, leluhur, golongan tua, serta pejuang-pejuang bangsa telah memberikan perjuangannya kepada generasi-generasi muda. Ini bukan saaatnya bagi generasi yang tak bisa diandalkan ini menjadi bahan-bahan percobaan perubahan buruk. Mereka haruslah menjadi arah gerak dan agensi perubahan bangsa ini.

Konflik budaya berkepanjangan yang pernah terjadi, menunjukkan bahwa kebudayaan akan hidup dan bertahan bukan karena siapa yang pertama kali mendarah dagingkannya .akan tetapi,siapa yang berikhtiar untuk menjadikannya sebagai tulang putih bangsa. Maka ketika generasi saat ini tak bisa melakukannya, tidak menutup kemungkinan pula bahwa hal dimasa lalu akan terjadi lagi. Tak perlu konflik kebudayaan yang berkepanjangan. Karena apa, kemenangan berbudaya sudah ditentukan sejak awal. Mereka yang berikhtiar adalah penerus perubahan besar tersebut.

Entah sikap apa yang akan ditunjukkan oleh generasi nanti. Di sini fungsi merawat ideologi sangat penting guna membingkai imajinasi kebangsaan tetap terjaga dan utuh.Tidak menerima bahwa budaya bangsanya dicoret oleh negara lain, dan lainnya. juga harus tetap berpandangan lurus, disamping banyaknya informasi yang tidak benar. Jangan sampai nasionalisme membutakan. Karena nasionalisme sejatinya untuk membuka utuh secara luas berbagai macam tantangan bangsa yang tidak kita ketahui.

Sudah saatnya, generasi milenial menyadari bahwa mereka adalah generasi yang telah merdeka. Sudah saatnya generasi ini melek terhadap permasalahan – permasalahan bangsa. Bukan merdeka dalam tempurung. Tejebak dengan kenyamanan teknologi dan kemajuan. Padahal hal tersebut ditujukan agar mereka merdeka dari kesulitan dan menjadi agen perubahan bangsa ini. Menjadi penggiring bagi kekuasaan. Membersihkan panggung kekuasaan yang kotor akan korupsi. Dan korupsi merupakan bentuk bahwa kita telah mendarah dagingkannya kedalam bangsa ini.

Percayalah. Langkah generasi setiap anak muda akan menjadi pendobrak bangsa ini jika dilakukan bersama-sama. Tidak hanya teknologi dan kemajuan, tapi generasi muda membutuhkan pemahaman mendalam mengenai bangsanya. Generasi kita sejak awal telah merdeka. Akan tetapi bangsa ini perlahan akan dikuasai asing karena ketidakpahaman generasi muda terhadap bangsanya sendiri.

Terkadang hal ini tidak luput dari kurangnya literasi mengenai budaya bangsa sendiri. budaya masih saja diartikan pada sesuatu yang kuno, mengkikuti tradisi upacara, dan lainnya. Padahal budaya tidak sekecil itu.Perilaku, sikap, dan adab dan semua tata aturan yang mengikat masyarakat juga merupakan bagian terpenting dalam berbudaya yang sudah hampir terlihat pudar di zaman sekarang.

Akhirnya , segala sesuatu yang terbebaskan oleh kesulitan dizaman dulu, termasuk masyarakat dan perubahnnya, mengharapkan generasi muda dapat membawa perubahan pada bangsa menjadi lebih baik. Akan tetapi, tolak ukur baik itulah yang harus dibenahi penggerak kekuasaan atau pun generasi muda dalam menjalankan perannya. Karena perubahan dan peradaban besar bukan hanya tentang kemajuan teknologi atau pun bangunan-bangunan megah secara fisik, akan tetapi tentang membangun manusianya, dengan komunikasi, aturan, nilai serta adab. Ini adalah tantangan terbesar generasi muda dalam membawa perubahan dengan kebudayaan bangsa yang besar.