BASKOM ONLINE| ANNISA AYUNINGRUM| 9 Desember
Di tengah upaya pemulihan pascabencana banjir bandang yang melanda wilayah Aceh Tamiang, beredar informasi meresahkan di media sosial. Narasi yang beredar menyebutkan adanya temuan jenazah di dalam deretan mobil yang terjebak dan terbengkalai di pinggir jalan akibat terseret arus banjir.
Menanggapi isu liar tersebut, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Aceh Tamiang, Ajun Komisaris Besar (AKBP) Muliadi, bergerak cepat untuk meluruskan fakta di lapangan. Ia secara tegas membantah isu adanya mayat di dalam kendaraan-kendaraan yang ditinggalkan pemiliknya tersebut.
Untuk memastikan kebenaran dan menepis keraguan publik, pihak kepolisian tidak hanya sekadar memberikan pernyataan lisan. Muliadi memimpin langsung penyisiran di lokasi-lokasi di mana kendaraan tersebut menumpuk.
"Setelah kita sisir dan cek sepanjang jalan hingga SPBU Tanah Terban, yang juga diikuti langsung awak media, tidak ada mayat dalam mobil," ungkap Muliadi dalam keterangan tertulisnya pada Senin, 8 Desember 2025.
Langkah transparansi dengan melibatkan jurnalis dalam pengecekan ini dilakukan untuk memberikan bukti visual dan faktual kepada masyarakat bahwa narasi yang beredar adalah tidak benar.
Dalam narasi yang beredar di media sosial, disebutkan adanya bau menyengat yang diasosiasikan dengan jenazah. Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan menyeluruh oleh puluhan personel kepolisian di lapangan, klaim tersebut tidak terbukti.
Muliadi menjelaskan bahwa penyisiran dilakukan secara mendetail dengan memeriksa setiap kendaraan yang ditinggalkan pemiliknya saat banjir bandang melanda. Hasilnya nihil.
"Selain membantah keberadaan mayat, Muliadi juga mengatakan tidak ada bau menyengat. Menurut dia, hanya ada bau lumpur yang kering," demikian konfirmasi dari hasil pemeriksaan tersebut. Aroma yang tercium di lokasi murni berasal dari endapan lumpur sisa banjir yang mulai mengering, bukan dari jasad manusia.
Bencana banjir bandang telah memberikan dampak psikologis dan materiil yang berat bagi warga Aceh Tamiang. Munculnya informasi palsu atau hoaks dinilai dapat memperburuk situasi di tengah masa pemulihan.
Oleh karena itu, Kapolres Aceh Tamiang mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing oleh informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.
"Kami minta masyarakat bijak menyaring informasi. Setiap laporan dari warga akan langsung kami tindak lanjuti. Jangan sampai informasi hoaks memperkeruh keadaan ketika kita semua sedang fokus pada pemulihan," tegas Muliadi.
Pihak kepolisian memastikan akan terus memantau situasi dan menindaklanjuti setiap laporan resmi dari warga untuk menjamin keamanan dan ketertiban selama proses rehabilitasi pascabencana berlangsung.
0 comments:
Post a Comment