Apa itu himikom?

Apa itu himikom?
Himikom adalah Himpunan Mahasiswa ilmu komunikasi , dimana didalamnya , terhimpun orang - orang dengan kemampuan dan kreativitas yang tinggi . dengan kredibilitasnya menjadikan himikom sebagai hima tervavorit di Universitas Bengkulu.

Latest Posts

WELCOME TO COMMUNICATION (WTC) 2025

HIMIKOM
 WELCOME TO COMMUNICATION (WTC) 2025


PELAKSANAAN KEGIATAN 
II.1. Waktu dan Tempat 
Kegiatan Kegiatan Welcome to Communication (WTC) 2025 ini dilaksanakan pada: 
hari, tanggal : Sabtu dan Minggu, 13 dan 14 September 2025 
tempat : Ruang Teater GKB II FISIP, Pelataran GKB II, Danau Inspirasi Univeritas Bengkulu, Rakyat Bengkulu (TV), dan Bengkulu Express (TV) 

II.2. Deskripsi Kegiatan 
Hari Pertama Sabtu, 13 September 2025 
    Pembukaan kegiatan Welcome to Communication (WTC) 2025 diselenggarakan di Ruang Teater GKB II FISIP UNIB yang mengalami keterlambatan selama 17 menit dari jadwal yang seharusnya karena menunggu persiapan dan kehadiran panitia serta peserta, kegiatan dimulai pukul 08.47 WIB dan diikuti oleh seluruh mahasiswa baru Ilmu Komunikasi 2025 serta para tamu undangan. Pembukaan dipandu oleh Rama Dwi Saputra dan Chairunnisa Az-Zahra sebagai Master of Ceremony (MC) formal, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars HIMIKOM yang dipandu oleh Icha Arsinta Dewi sebagai dirigen. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan sari tilawah oleh Rizky Suprastio dan Ririn Dwi Yulianti dan dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Alim Suwardi. Agenda dilanjutkan dengan penyampaian kata sambutan oleh Muhammad Fakhri Alfahrezie selaku Ketua Panitia WTC 2025, Muhammad Raja Ghozi selaku Ketua Umum HIMIKOM periode 2025, dan kata sambutan dari oleh Bapak Alimansyah S.IP. MPA selaku Plt. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja sama. yang sekaligus membuka kegiatan WTC 2025. 
     Agenda dilanjutkan dengan kegiatan kunjungan media oleh seluruh peserta yang berlokasi di Stasiun Rakyat Bengkulu TV (RBTV) dan Bengkulu Express (BETV). Peserta berangkat menuju lokasi kunjungan media menggunakan bus pukul 09.55 WIB dan pulang kembali ke Ruang Teater GKB II FISIP UNIB pukul 12.13 yang diakhiri dengan ISAMA. Pada pukul 13.40 WIB kegiatan dilanjutkan dengan talkshow oleh Jelsha Pharasianthes Assyura sebagai morderator yang menghadirkan narasumber dari salah satu alumni mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2013 yaitu Lois Gencahyo S.I.Kom. Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab pada pukul 14.17 WIB dengan 3 pertanyaan dari mahasiswa baru yaitu Puja Arum Nur Azizah, Mai Adelina Panjaitan, dan Pasya Riski Asmaji, talkshow berakhir pukul 14.32 dan dilanjutkan dengan sosialisasi bersama wardah yang berakhir pada pukul 15.00 WIB. Pada pukul 15.05 WIB dilanjutkan dengan kegiatan exclusive debate yang dipandu oleh Risma Dewi Utami selaku moderator, kegiatan exclusive debate mengundang 3 juri yaitu Rafiqoh Wahidah, Nindya Keisha, dan Apriliani, dan exclusive debate berakhir pada pukul 15.55 WIB. 

Hari Kedua 
Minggu, 14 September 2025 
    Kegiatan hari kedua dimulai pukul 09.00 WIB yang mengalami keterlambatan 1 jam 30 menit dikarenakan hujan. Kegiatan ini dibuka oleh Jhovixtor Virgonal dan Angine Cahyaning Tiara selaku Master of Ceremony (MC) non formal sekaligus memperkenalkan maskot WTC 2025 yaitu Xaviera dan Lucifer yang diperankan oleh Safana Sungkar dan Muhammad Satria Colossal Utama, selanjutnya penampilan pentas seni oleh peserta WTC 2025 hingga pukul 11.30 WIB dan diakhiri dengan ISAMA hingga pukul 12.45 WIB. Pukul 12.51 WIB kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi HIMIKOM yang dipandu oleh Olivia Diva Nabila sebagai moderator, sosialisasi dimulai dari Bidang, Badan, Kesekretariatan, Ketua Umum, Bendahara Umum, dan Sekretaris Umum dan ditutup dengan pembacaan Amanat Muker hingga pukul 13.53 WIB. 
    Selanjutnya agenda rally post yang dimulai pukul 14.15-17.25 WIB. Mahasiswa akan mendatangi setiap pos yang tertera pada peta yang telah dibagikan. Rally post berlokasi di GKB II, Kantin, dan area Danau Inspirasi UNIB. Yang dilanjutkan dengan ISAMA dan peserta diarahkan mengganti pakaian untuk persiapan malam puncak WTC 2025. 
    
    Penutupan kegiatan WTC 2025 dimulai pada pukul 19.32 WIB yang dipandu oleh Chairunnisa Az-zahra dan Rama Dwi Saputra sebagai Master of Ceremony (MC) formal dan menyanyikan Lagu Indonesia Raya serta Mars HIMIKOM yang dipandu oleh Icha Arsinta Dewi sebagai dirigen. Dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an serta sari tilawah oleh Rizky Suprastio bersama Ririn Dwi Yulianti dan pembacaan doa oleh Alim Suwardi. Kegiatan selanjutnya adalah laporan kegiatan oleh Muhammad Fakhri Alfahrezie selaku Ketua Panitia WTC 2025 serta kata sambutan oleh Muhammad Raja Ghozi selaku Ketua Umum HIMIKOM Periode 2025 sekaligus menutup agenda WTC 2025 secara resmi. 
   
    Kegiatan malam puncak WTC 2025 dihadiri oleh peserta, pengurus HIMIKOM, dan keluarga besar Ilmu Komunikasi UNIB, dipandu oleh Angine Cahyaning Tiara dan Jhovixtor Virgonal selaku Master Of Ceremony (MC) non-formal. Yang mengumumkan nominasi gugus seperti gugus terbaik diraih oleh gugus 4, ⁠gugus kreatif diraih oleh gugus 8, gugus terlucu diraih oleh gugus 7, kostum terbaik diraih oleh gugus 5, gugus terdisiplin diraih oleh gugus 1, gugus terheboh diraih oleh gugus 2, ⁠yel-yel terbaik diraih oleh gugus 10, ⁠pensi terbaik diraih oleh gugus 9, gugus terkompak diraih oleh gugus 6, ⁠gugus teraktif diraih oleh gugus 3. Selanjutnya pengumuman nominasi best speaker yang diraih oleh Halyah Zakira dan Merlisa Andini Talita, serta pengumuman Putra dan Putri WTC 2025 yang diraih oleh Abdul Gani dan Peni Oktarika. Pada pukul 20.35 WIB kegiatan dilanjutkan dengan penampilan band angkatan 2024 yaitu The Panteras dengan membawakan 3 lagu hingga pukul 20.48 WIB. Selanjutnya penampilan terakhir oleh band Menthol dengan membawakan 5 lagu yang ditutup dengan lagu HIMIKOMKU dari Eldentics dan kembang api yang meriah sehingga berakhirlah rangkaian kegiatan WTC 2025 pada pukul 21.20 WIB.

Warga Desa Lebong Tandai Bengkulu Terjebak Longsor

HIMIKOM

 


Baskom Online| Refina Maharani| Minggu, 21 September 2025

Warga Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, terjebak longsor terhitung sudah 12 hari. Longsor yang terjadi memutus jalur kereta lori warisan Belanda atau Molek yang biasa dipakai masyarakat setempat sebagai akses keluar masuk desa ke Kecamatan Napal Putih. 

Dikutip dari Kompasiana, Erpiana, Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Bengkulu Utara, dikonfirmasi melalui telepon membenarkan kejadian tersebut. "Longsor menutupi jalur kereta lori warga, akibatnya jalur transportasi warga terganggu. Kejadiannta sejak Rabu, 10 September 2025," ujar Erpiana lewat sambungan telepon, Sabtu (20/9/2025) 

MH, salah satu warga desa Lebong Tandai, dikonfirmasi melalui telepon juga membenarkan kejadian tersebut. "Longsor terjadi saat pagi sekitaran pukul 05.00 WIB dikarenakan hujan yang sangat lebat, sudah lebih dari satu minggu ini, mulai dari hari Rabu sedikit dari warga mulai bergotong-royong membersihkan area longsor," ujar MH lewat sambungan telepon, Minggu (21/9/2025). 

Kondisi lapangan disertai hujan mempersulit tim BPBD untuk menyingkirkan material longsor yang menutupi badan rel kereta lori. "Sejak pertama kejadian, BPBD sudah dikirim tim untuk membersihkan material longsor. Namun, kendala cuaca, medan dan pembersihan alami menjadi kendala. Sekarang sudah dibantu TNI dan Polri," Ujarnya. 

Material longsor yang menutupi jalur kereta lori/ molek sepanjang 50 meter, sementara terdapat jurang dengan kedalaman 50 meter di lokasi, akibat penutupan alur ada beberapa lori/molek yang diangkat dan dipindahkan dari lokasi satu ke lokasi lainnya. Terjadinya 3 (tiga) kali transit selama bencana longsor terjadi yang awalnya dari Kecamatan Napal Putih langsung ke Desa Lebong Tandai jadi Lebong tandai - Lobang Tengah - Gunung Tinggi. 

Warga yang ingin keluar masuk desa saat berada di Daerah Lobang Tengah harus berjalan kaki hingga ke Gunung tinggi karena material longsor yang menutupi badan rel, tidak hanya itu terdapat daerah yang juga terkena dampak longsor seperti Ronggeng. 

Dampak Dari Longsor Lebong Tandai

Dengan terjadinya longsor sejak Rabu 10/9/2025, sembako naik menjadi lebih tinggi hingga 100 persen. Kepala Desa Lebong Tandai, Supriyadi, mengatakan stol sembako saat ini masih cukup, tetapi harganya melonjak sampai 100 persen.

Sedikit Pengetahuan Mengenai Desa Lebong Tandai

Desa Lebong Tandai merupakan desa terpencil dan memiliki sejarah saat masa penjajahan di Bengkulu. Desa Lebong Tandai dulunya desa yang sangat megah dengan fasilitas yang lengkap dimulai dari Hotel, Hellypad, Bar, Bioskop Teater, Billiard, hingga Penari Ronggeng yang didatangkan langsung dari Pulau Jawa pada saat itu. Lebong Tandai juga sempat menjadi daerah yang diperebutkan oleh 6 Negara Eropa pada zaman penjajahan. Emas yang berada di puncak Monas di Jakarta sebagian besar diambil dari Wilayah ini. Belanda menggunakan lori untuk membawa emas keluar dari wilayah Desa Lebong Tandai untuk dikirim ke Belanda. Saat Indonesia Merdeka hingga saat ini, kereta lori masih tetap digunakan oleh warga setempat sebagai transportasi menuju Kecamatan Napal Putih

Demo Gen Z Nepal 8–9 September Memuncak: Gedung Dibakar, Puluhan Korban, Presiden Dievakuasi

HIMIKOM

 

Risma Dewi Utami| Baskom Online| Kamis, 11 September 2025

Kathmandu, Nepal – Gelombang demonstrasi yang dipimpin generasi muda Nepal pada 8–9 September 2025 berakhir dengan kerusuhan besar-besaran. Aksi yang awalnya menolak kebijakan pemblokiran 26 platform media sosial itu berubah menjadi tragedi nasional karena puluhan orang tewas, gedung pemerintah dibakar, hingga presiden harus dievakuasi.


8 September: Aksi Damai Berubah Mencekam

Pada Senin (8/9), ribuan massa memenuhi jalanan Kathmandu. Sebagian besar adalah anak muda Gen Z yang marah atas larangan pemerintah terhadap media sosial seperti Facebook, Instagram, YouTube, WhatsApp, dan X. “Media sosial adalah ruang hidup kami. Membatasi itu sama saja membunuh suara kami,” ujar Sanjay Maharjan (21), mahasiswa yang ikut aksi.

Ketika aparat mencoba membubarkan dengan gas air mata dan peluru karet, suasana berubah mencekam. Massa menyerbu gedung parlemen, membakar gerbang, serta merusak fasilitas publik. Bentrokan mentebar ke kawasan perumahan pejabat pemerintah, beberapa rumah menteri bahkan dibakar massa. Salah satu korban adalah istri seorang pejabat senior, yang dilaporkan meninggal setelah kediamannya diserang. Peristiwa itu semakin memicu kemarahan publik dan membuat situasi tak terkendali.


9 September: Presiden Dievakuasi, Menteri Mundur

Kerusuhan berlanjut pada Selasa (9/9), Aparat kewalahan menghadapi gelombang massa. Gedung-gedung pemerintah menjadi sasaran pembakaran termasuk kantor kementerian dan rumah dinas pejabat. Situasi semakin genting sehingga Presiden Nepal terpaksa dievakuasi ke lokasi aman, guna menghindari serangan massa. Beberapa menteri juga menjadi korban amarah rakyat Menteri Luar Negeri sempat dipukuli, sementara Menteri Keuangan dikejar hingga nyaris terjebak massa. Dampak politik pun bergulir cepat, Sejumlah menteri mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban atas krisis. Pemerintah akhirnya menggelar rapat darurat dan memutuskan mencabut larangan media sosial. “Kami mendengar suara rakyat. Pemerintah akan meninjau ulang kebijakan digital agar lebih sesuai dengan prinsip demokrasi,” kata Menteri Komunikasi Rekha Sharma dalam konferensi pers. 


Data resmi menyebut 19 orang tewas, namun laporan media lokal memperkirakan korban bisa lebih dari itu. Ribuan orang luka-luka akibat bentrokan, dan puluhan rumah serta fasilitas publik hangus terbakar. Organisasi HAM internasional mengecam keras tindakan represif aparat dan mendesak investigasi transparan. “Tragedi ini adalah pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia. Pemerintah Nepal harus bertanggung jawab,” bunyi pernyataan Amnesty International. Bagi banyak pihak, protes besar ini adalah simbol perlawanan generasi muda terhadap sistem politik yang dianggap korup dan represif. “Kemarahan ini bukan hanya soal media sosial. Ini tentang ketidakadilan yang menumpuk selama bertahun-tahun,” kata Ritu Sharma, aktivis perempuan yang ikut aksi. Pengamat politik dari Tribhuvan University, Anil Thapa, menilai peristiwa ini bisa menjadi titik balik bagi demokrasi Nepal. “Gen Z telah menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar pengguna media sosial, tapi motor perubahan. Tekanan politik yang lahir dari aksi ini akan memengaruhi arah negeri dalam jangka panjang.”

Guncangan M8,7 di Rusia Timur Berpotensi Timbulkan Tsunami di Wilayah RI

HIMIKOM


Baskom Online| Annisa Ayuningrum| 1 Agustus 2025

Gempa bumi dahsyat dengan kekuatan magnitudo 8,7 mengguncang lepas pantai timur Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Rabu, 30 Juli 2025. Gempa terjadi sekitar pukul 08.25 waktu setempat, dengan pusat gempa terletak sekitar 125 kilometer tenggara kota Petropavlovsk-Kamchatsky dan berada pada kedalaman 19 hingga 20 kilometer. Lokasi ini merupakan bagian dari zona subduksi Kuril-Kamchatka, yang dikenal sangat aktif secara tektonik. Karena kekuatan dan kedalaman gempa yang relatif dangkal, para ahli menyatakan bahwa potensi terjadinya tsunami cukup tinggi.

Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (Pacific Tsunami Warning Center) di Amerika Serikat serta Badan Meteorologi Jepang (JMA) segera mengeluarkan peringatan tsunami menyusul gempa tersebut. Gelombang tsunami dengan ketinggian 3 hingga 4 meter tercatat di sejumlah wilayah pesisir Kamchatka, dan otoritas lokal di Rusia telah mengevakuasi penduduk di kota Severo-Kurilsk sebagai tindakan pencegahan. Beberapa bangunan seperti taman kanak-kanak mengalami kerusakan ringan akibat guncangan. Sementara itu, Jepang mengeluarkan peringatan serius untuk wilayah pesisir timurnya, memperkirakan potensi gelombang setinggi 3 meter, dan meminta warga untuk segera mengevakuasi daerah pantai.

Tidak hanya Rusia dan Jepang, peringatan juga disampaikan kepada wilayah Pasifik lainnya seperti Guam, Micronesia, Hawaii, Alaska, dan pantai barat Amerika Serikat. Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa, namun kerusakan ringan serta kepanikan warga terjadi di beberapa titik terdampak.

Indonesia, meskipun secara geografis berjarak cukup jauh dari pusat gempa, tetap berada dalam pengawasan karena gempa terjadi di kawasan Cincin Api Pasifik yang berpotensi memicu gelombang tsunami lintas samudra. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia mengonfirmasi bahwa hingga saat ini belum terdeteksi adanya gelombang tsunami yang signifikan di wilayah perairan Indonesia. Namun demikian, BMKG terus melakukan pemantauan intensif terhadap perubahan muka laut dan menyarankan masyarakat pesisir timur Indonesia untuk tetap waspada.

Gempa besar seperti ini mengingatkan kembali akan pentingnya sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana alam, terutama di negara-negara yang berada di sepanjang sabuk gempa dunia. Meskipun dampaknya di Indonesia belum terasa langsung, potensi ancaman tetap harus diantisipasi dengan kesiapsiagaan dan informasi yang akurat.


Keras Bersuara, Keras Dampaknya: Menyoroti Kontroversi Sound Horeg

HIMIKOM


 Baskom Online| Annisa Ayuningrum| 1 Agustus 2025

Sound horeg, sebuah istilah yang populer di masyarakat pedesaan dan pinggiran kota, merujuk pada penggunaan sistem audio bervolume tinggi dengan dentuman bass yang keras dalam berbagai acara seperti hajatan, pesta pernikahan, hingga konser dangdut keliling. Istilah ini berasal dari gabungan kata “hore” dan “gerak” yang menggambarkan suasana penuh semangat dan hiburan meriah di malam hari. Namun, di balik euforia tersebut, muncul kontroversi yang semakin mencuat di tengah masyarakat. Penggunaan sound system berdaya besar tanpa batasan waktu maupun tempat kini dianggap telah mengganggu ketentraman warga dan menimbulkan keresahan sosial yang nyata.

Fenomena ini melibatkan berbagai pihak. Penyelenggara acara dan operator sound system tentu menjadi pelaku utama, tetapi yang paling terdampak adalah masyarakat sekitar yang harus menanggung kebisingan hingga dini hari. Pemerintah daerah, yang seharusnya berperan sebagai pengatur dan pengawas ketertiban umum, kerap kali dinilai lamban dalam merespons keluhan warga. Dalam perkembangan terbaru, Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut bersuara, menyatakan kekhawatiran atas dampak negatif sound horeg terhadap moral, ketenangan, dan harmoni sosial, serta mendesak pemerintah agar tidak menutup mata terhadap situasi ini.

Fenomena sound horeg semakin marak dalam beberapa tahun terakhir, terutama di wilayah-wilayah yang minim regulasi dan pengawasan. Acara yang berlangsung hingga larut malam bahkan dini hari ini acap kali diadakan di daerah pedesaan atau pinggiran kota, tempat di mana tradisi hiburan rakyat masih kuat namun tidak diimbangi dengan aturan yang jelas. Tak hanya soal bising, masalah yang ditimbulkan meluas: dari gangguan waktu istirahat warga, polusi suara, meningkatnya potensi konsumsi alkohol dan tindakan asusila, hingga keretakan hubungan sosial antarwarga akibat perbedaan pandangan terhadap hiburan seperti ini.

Menurut MUI, kegiatan semacam ini bukan hanya melanggar norma sosial dan agama, tetapi juga merusak moral generasi muda serta membuka celah konflik horizontal di masyarakat. Dalam pernyataan resminya, MUI menegaskan bahwa pemerintah dan aparat penegak hukum harus segera bertindak dengan membuat regulasi, melakukan pengawasan di lapangan, serta mengedukasi masyarakat tentang etika dalam menyelenggarakan hiburan. Pembiaran terhadap sound horeg dinilai berpotensi melanggengkan ketidaktertiban dan menjauhkan masyarakat dari nilai-nilai yang seharusnya dijaga.

Untuk menanggulangi dampaknya, solusi yang ditawarkan mencakup pembentukan peraturan daerah (Perda) yang mengatur batas volume dan jam operasional hiburan malam, kewajiban memiliki izin resmi bagi penyelenggara, pemberian sanksi tegas bagi pelanggar, serta sosialisasi berkelanjutan tentang pentingnya menjaga ketertiban umum. Selain itu, perlu ada alternatif hiburan yang tetap meriah namun tidak merusak kenyamanan publik, misalnya dengan penggunaan teknologi audio yang ramah lingkungan suara atau dengan mengatur zona khusus hiburan jauh dari permukiman padat.

Fenomena sound horeg bukan lagi soal pilihan hiburan, tetapi telah menjadi persoalan publik yang menyangkut kenyamanan, kesehatan mental, moralitas, dan ketertiban. Suara keras boleh jadi hanya berlangsung beberapa jam, tetapi keresahan dan konflik yang ditinggalkan bisa bertahan lama di benak warga. MUI telah menyampaikan sikap tegasnya, dan kini saatnya pemerintah bersama masyarakat bahu membahu menyelesaikan persoalan ini. Karena dalam menjaga harmoni sosial, suara meriah tak seharusnya mengorbankan ketenangan bersama, dan diam terhadap keresahan bukanlah bentuk toleransi, melainkan pembiaran yang berbahaya.


Implikasi Transnasionalisasi Data Pribadi: Studi Awal Kasus Indonesia–Amerika

HIMIKOM


 Baskom Online| Sely Dwinta Yusuf| 1 Agustus 2025 

Pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini mengumumkan kesepakatan kerja sama dengan Indonesia yang memberi peluang bagi perusahaan teknologi asal AS untuk mengelola data milik warga negara Indonesia. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Gedung Putih dan menjadi bagian dari upaya besar untuk memperkuat kolaborasi dalam perdagangan digital antara kedua negara. Dalam pernyataannya, Gedung Putih mengindikasikan bahwa para pelaku usaha di sana telah lama menunggu kebijakan ini karena dipandang mampu memperlancar kegiatan bisnis dan investasi antarnegara.

Namun, berita ini menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat Indonesia. Banyak yang mempertanyakan apakah perusahaan asing akan memiliki akses penuh terhadap data pribadi seperti nama, alamat, nomor telepon, dan data biometrik warga. Menanggapi kekhawatiran ini, Juru Bicara Kepresidenan, Hasan Nasbi, menjelaskan bahwa jenis data yang dimaksud dalam perjanjian ini bukanlah data pribadi yang sensitif, tetapi data umum yang berkaitan dengan transaksi komersial. Ia menekankan bahwa identitas pribadi akan tetap berada di bawah kontrol pemerintah Indonesia.

Setuju dengan penjelasan Hasan Nasbi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga menekankan bahwa kerja sama ini tidak akan melanggar Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi. Ia menjelaskan bahwa pemerintah sedang menyusun protokol untuk pengelolaan dan transfer data antarnegara agar proses tersebut berlangsung secara legal, transparan, dan aman. Data yang dapat dipindahkan juga akan dibatasi hanya pada informasi terkait kegiatan ekonomi digital, seperti data transaksi atau penggunaan layanan cloud, tanpa mencakup informasi sensitif seperti data keuangan pribadi atau catatan medis.

Di sisi lain, DPR RI melalui Ketua DPR, Puan Maharani, meminta pemerintah untuk lebih transparan dan memberikan penjelasan menyeluruh kepada publik. Ia berpendapat bahwa kebijakan mengenai pengelolaan data pribadi warga negara harus dilaksanakan dengan cermat serta mengedepankan prinsip perlindungan hak privasi. Masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada dan kritis terhadap berbagai bentuk kerja sama internasional yang melibatkan data pribadi.

Secara keseluruhan, kerjasama antara Indonesia dan Amerika Serikat ini dinilai dapat membuka peluang untuk investasi digital dan memperluas kolaborasi ekonomi berbasis teknologi. Namun demikian, pelaksanaannya harus terus dipantau agar tidak merugikan kepentingan nasional, terutama terkait dengan kedaulatan data dan perlindungan privasi warga. Diharapkan pemerintah dapat memastikan bahwa semua mekanisme pengelolaan data tetap berpegang pada prinsip keamanan, legalitas, dan perlindungan hak-hak digital masyarakat Indonesia.


Pendap: Cita Rasa Bengkulu dalam Balutan Daun

HIMIKOM


Baskom Online| Annisa Ayuningrum| 25 Juli 2025

Pendap adalah salah satu kuliner khas Bengkulu yang sangat terkenal dengan keunikan rasa dan cara penyajiannya. Makanan tradisional ini dibuat dari ikan segar yang dibumbui dengan berbagai rempah khas, seperti cabai, bawang merah, bawang putih, jahe, dan asam kandis. Setelah ikan tercampur dengan bumbu yang meresap, ia kemudian dibungkus menggunakan daun talas sebelum akhirnya dikukus hingga matang sempurna. Proses ini tidak hanya membuat cita rasa ikan semakin kaya dan lezat, tetapi juga memberikan aroma khas yang menggugah selera dari daun talas yang membungkusnya.

Pendap bukan hanya makanan sehari-hari bagi masyarakat Bengkulu, melainkan juga hidangan penting yang kerap disajikan dalam berbagai acara adat dan perayaan. Dari keluarga yang berkumpul di rumah hingga para wisatawan yang datang berkunjung, pendap selalu menjadi sajian favorit yang berhasil menyatukan semua orang melalui cita rasa otentiknya. Keistimewaan pendap terletak pada keseimbangan rasa pedas, asam, dan gurih yang dipadu dengan rempah alami serta metode memasak tradisional yang diwariskan turun-temurun.

Berbeda dengan masakan ikan lain yang biasanya digoreng atau dibakar, pendap memiliki karakter unik berkat pembungkus daun talasnya yang tidak hanya berfungsi sebagai pembungkus, tetapi juga menambah aroma dan menjaga kelembutan ikan selama proses pengukusan. Inilah yang membuat pendap menjadi simbol budaya kuliner Bengkulu yang autentik dan terus dicintai oleh banyak orang. Jadi, saat Anda mengunjungi Bengkulu, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi pendap dan merasakan langsung kelezatan serta kekayaan tradisi yang tersembunyi di dalam balutan daun talas tersebut.

Selain kelezatan rasanya, pendap juga memiliki keunikan dari sisi visual dan tekstur. Warna cokelat kehijauan yang dihasilkan dari perpaduan bumbu dan daun talas memberikan tampilan yang khas dan menggoda. Teksturnya yang lembut namun tetap padat membuat setiap suapan terasa memuaskan di lidah. Pendap juga dikenal tahan lama, karena proses pengukusan dan penggunaan daun talas membantu mengawetkan rasa dan kualitas ikan tanpa bahan pengawet tambahan.

Dalam perkembangannya, pendap telah menginspirasi berbagai inovasi kuliner lokal. Beberapa pelaku UMKM dan pengrajin makanan mulai mengemas pendap dalam bentuk praktis yang dapat dijadikan oleh-oleh khas Bengkulu. Bahkan, kini tersedia varian pendap dengan pilihan bahan selain ikan, seperti ayam atau jamur, untuk menjangkau lebih banyak selera masyarakat, termasuk vegetarian.

Lebih dari sekadar sajian, pendap mencerminkan kearifan lokal dan hubungan erat masyarakat Bengkulu dengan alam. Pemanfaatan daun talas yang tumbuh liar di sekitar permukiman menunjukkan keberlanjutan dalam memanfaatkan sumber daya alam secara bijak. Tradisi pembuatan pendap yang dilakukan bersama-sama juga memperkuat nilai kebersamaan antaranggota keluarga maupun komunitas.

Riau Siaga Merah: Karhutla Mengancam, Menteri Turun Tangan!

HIMIKOM

 

Baskom Online| Annisa Ayuningrum| 25 Juli 2025

Provinsi Riau saat ini menghadapi ancaman serius kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang meningkat tajam sejak akhir Juli 2025 dan diperkirakan akan tetap tinggi hingga awal Agustus. Hal ini disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, yang menyebut bahwa kondisi cuaca kering dan curah hujan yang sangat rendah memperbesar potensi kebakaran, khususnya di lahan gambut yang mudah terbakar. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau di wilayah Riau memang lebih awal dibanding daerah lain di Indonesia, yaitu pada bulan Juli, dengan curah hujan kurang dari 50 mm—bahkan di beberapa wilayah di bawah 20 mm.

Wilayah yang paling terdampak meliputi Kabupaten Pelalawan, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir, yang saat ini menunjukkan jumlah titik panas (hotspot) terbanyak. Pemerintah pusat melalui Kementerian LHK bersama BMKG dan BNPB telah mengambil sejumlah langkah mitigasi. Salah satunya adalah pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sejak 21 Juli, dengan 12 sorti penyemaian awan menggunakan 12.000 kg bahan semai demi meningkatkan kelembapan tanah dan menekan potensi kebakaran. Meski begitu, Deputi Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menjelaskan bahwa minimnya pembentukan awan membuat penyemaian belum terlalu efektif.

Sebanyak 200 personel siaga karhutla juga dikerahkan ke lokasi-lokasi rawan, dengan prinsip “pantang pulang sebelum padam” untuk mengendalikan api secepat mungkin. Menteri Hanif menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, TNI/Polri, serta masyarakat dan pelaku usaha seperti perusahaan sawit dalam mencegah kebakaran semakin meluas. Semua pihak diminta siaga penuh, terutama karena lahan gambut yang kering sangat cepat terbakar dan sulit dipadamkan jika tidak ditangani segera. Melalui koordinasi lintas sektor, upaya pencegahan dan pemadaman diharapkan dapat berlangsung lebih efektif untuk melindungi lingkungan, kesehatan masyarakat, dan ekonomi lokal dari dampak karhutla yang merugikan.


Sekilas Cerita Sejarah Tabut

HIMIKOM

 

Baskom Online| Refina Maharani Salim|18 Juli 2025

Commers, setiap tahun-nya Bengkulu selalu mengadakan perayaan festival tahunan yang diadakan setiap tanggal 1 Muharram - 10 Muharram, festival tersebut biasa disebut dengan Festival Tabut 

Meskipun festival tahunan tersebut sudah lama meninggalkan kita, tapi yuk kita baca kilas balik awal mula Tabut di Kota Bengkulu. 

Sebelum menjadi Tabut yang kita rasakan pada saat ini tabut dahulu-nya merupakan upacara tradisional masyarakat Bengkulu yang diadakan untuk mengenang kisah kepahlawan Hussein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW, yang wafat dalam peperangan di padang Karbala, Irak.

Upacara Tabut sebenarnya tidak hanya berkembang di Bengkulu saja, namun juga sampai ke Sumatra Barat seperti daerah Painan, Padang, Pariaman, Maninjau, Pidie, bahkan sampai ke Banda Aceh, Meulaboh, dan Singkil. Dalam perkembangannya kegiatan Tabut kemudian menghilang di banyak tempat. Hingga saat ini hanya ada dua tempat yang melaksanakan upacara Tabut, yakni Bengkulu dan Pariaman, Sumatra Barat yang menyebutnya dengan Tabuik. 

Tabut sendiri berasal dari kata Arab, Tabut yang secara harfiah berarti kotak kayu atau peti (Q.S Al Baqarah 2:248). Saat ini, Tabut yang digunakan dalam Upacara Tabut di Bengkulu berupa suatu bangunan bertingkat-tingkat seperti menara masjid, dengan ukuran yang beragam dan berhiaskan lapisan kertas warna warni. 

Tabut bengkulu pertama kali di inisiasi oleh Syaikh Maulana Ichad ulama bengkulu yang mana melalui tabut beliau menyebarkan agama islam dibengkulu, namun masa Syaikh Maulana Ichad tidakla lama di Bengkulu karena beliau sempat pergi ke makkah lalu wafat disana dituturkan kepergian bliau ke makkah adalah untuk beribadah umrah/haji, setelah meninggalnya syaikh maulana ichad, tahun 1400 barulah syaikh Burhanuddin tak hanya sendiri beliau bersama 13 ulama lainnya meneruskan tradisi ini yang mana sampai saat ini masih tetap berjalan dengan khidmat, perjalanan ini begitu sangat panjang dan terdapat juga makam yang ada dibengkulu hanya dua orang sisanya meninggal ditempat yang berbeda. Jika kita mengingat tabut maka ini sama halnya dengan kita mengingat penyebaran islam di bengkulu. Mari teman teman semua mulai mengenal edukasi sejarah tabut karena jangan hanya datang duduk dan menikmatinya saja tanpa kita mengetahui sejarah dan parjalanannya.

Yang membedakan festival tabut dulu dan sekarang ialah dahulu tidak ada bazar atau pameran yang ada ialah hanya ritual seperti pengambilan tanah, menjara, duduk penja, meradai dan sebagainya, tidak ada telong-telong ataupun bazar seperti saat ini. 

Namun seiring berkembangnya zaman dan teknologi masyarakat mulai memperkenalkan tabut ke kancah nasional maupun internasional, inovasi lain seperti telong-telong, bazar, dan pameran seiring berjalan waktu juga mulai ada disetiap perayaan festival tabut



Sc: 

Ir. Achmad Syafril Sy (Ketua Kerukunan Tabut Bengkulu) - HPI Bengkulu 

Tommy Julian Ali (Ketua HPI Bengkulu)

Rudal Iran Gempur Israel Menyebabkan Rumah Sakit Hancur, Ratusan Korban Berjatuhan, Dunia Serukan De-eskalasi

HIMIKOM



Photo source: apnews.com

Baskom Online | Lesi Hutari | 22 Juni 2025

 Suasana mencekam menyelimuti wilayah Israel selatan setelah Iran meluncurkan rentetan serangan rudal dan drone ke beberapa kota utama, termasuk Beersheba, Tel Aviv, dan Bat Yam. Salah satu target yang terdampak paling parah adalah Soroka Medical Center, rumah sakit terbesar di selatan Israel, yang rusak berat akibat hantaman rudal balistik Iran pada Rabu, 19 Juni 2025.

 Serangan ini menjadi bagian dari konflik bersenjata terbaru yang kembali membara antara Iran dan Israel, setelah serangan udara Israel sebelumnya menghantam instalasi militer di Teheran dan Isfahan, Iran. Aksi saling serang ini menandai babak baru eskalasi militer yang dikhawatirkan dapat menyulut perang regional di kawasan Timur Tengah.

Dampak Langsung Rumah Sakit Hancur, Pasien Dievakuasi

 Menurut laporan media internasional The Times UK, rudal yang menghantam Soroka Medical Center menyebabkan kerusakan serius pada beberapa lantai atas gedung, termasuk runtuhnya plafon dan pecahnya kaca di banyak ruang perawatan. Sistem vital rumah sakit seperti oksigen, listrik, dan air sempat terganggu selama beberapa jam. “Ini adalah serangan terhadap fasilitas sipil yang dilindungi hukum internasional,” ujar juru bicara pemerintah Israel. “Tindakan ini merupakan pelanggaran berat terhadap konvensi perang.”

 Sebanyak 271 orang dilaporkan luka-luka, sebagian besar akibat reruntuhan bangunan dan puing-puing. Di antara korban terdapat seorang anak perempuan berusia 7 tahun asal Ukraina yang tewas ketika rudal mengenai permukiman sipil di Bat Yam. Beberapa korban luka dirawat dalam kondisi serius, sementara sebagian lainnya mengalami luka ringan dan trauma psikologis. Petugas medis dan relawan bekerja sepanjang malam untuk mengevakuasi pasien ke ruang bawah tanah dan tempat perlindungan darurat. Sejumlah warga dilaporkan mengungsi ke stasiun kereta bawah tanah dan tempat parkir umum yang dialihfungsikan sebagai bunker.

Photo Source: Detik.com

Respons Pemerintah dan Militer Israel

 Pemerintah Israel menyatakan bahwa mereka sedang “dalam mode pertahanan penuh” dan bersiap untuk melakukan pembalasan. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato darurat yang menegaskan bahwa Israel akan menanggapi “secara proporsional dan tegas.” 

 “Kami tidak akan tinggal diam melihat warga sipil dan fasilitas medis diserang secara brutal,” tegas Netanyahu. Ia bahkan menyebut Ayatollah Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, sebagai pihak yang harus bertanggung jawab secara langsung atas serangan ini. Sistem pertahanan udara Iron Dome dikerahkan secara luas, namun beberapa rudal berhasil lolos dan menghantam permukiman padat. Pemerintah setempat juga membuka ratusan tempat perlindungan sipil tambahan, terutama di kota-kota yang berdekatan dengan pusat militer dan infrastruktur strategis.

Reaksi Dunia Internasional dalam Seruan Damai dan Diplomasi

 Serangan Iran ini langsung memicu reaksi dari berbagai negara dan organisasi internasional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan terhadap fasilitas kesehatan. Dalam pernyataannya, WHO menegaskan bahwa rumah sakit harus tetap menjadi tempat yang netral dan aman, bahkan dalam situasi perang sekalipun.

Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri. Pertemuan darurat Dewan Keamanan dijadwalkan akan digelar di Jenewa untuk membahas langkah diplomatik yang dapat mencegah eskalasi lebih lanjut. Negara-negara seperti Tiongkok dan Rusia juga menyerukan penghentian kekerasan dan membuka jalur negosiasi damai. Sementara itu, Amerika Serikat, melalui pernyataan dari Gedung Putih, menyatakan akan “melindungi kepentingan sekutu” dan tidak menutup kemungkinan pengiriman bantuan pertahanan tambahan ke Israel. Namun, belum ada pernyataan tegas mengenai keterlibatan militer langsung.

Potensi Eskalasi dan Dampak Lebih Luas

 Kondisi saat ini dinilai sebagai titik paling rawan dalam konflik Iran-Israel dalam satu dekade terakhir. Iran sendiri telah mengancam akan menutup Selat Hormuz, jalur vital pengiriman minyak dunia, apabila pihak asing ikut campur lebih jauh. Di dalam negeri, warga Israel menghadapi ketakutan akan kemungkinan serangan lanjutan. Sekolah-sekolah ditutup, penerbangan sipil dibatalkan, dan aktivitas publik berkurang drastis. Suasana di jalan-jalan kota menjadi lengang, digantikan sirene peringatan rudal dan patroli militer.

Penutup

 Serangan rudal Iran ke wilayah Israel bukan hanya mencederai fisik dan infrastruktur, namun juga mengguncang rasa aman warga sipil yang tak bersalah. Dunia kini menyoroti bahwa konflik ini tidak hanya merupakan perseteruan dua negara, melainkan juga ancaman terhadap stabilitas kawasan dan kemanusiaan secara luas. Harapan terbesar saat ini terletak pada jalur diplomasi, sebelum korban terus bertambah dan perang berkepanjangan tak terhindarkan.