Riau Siaga Merah: Karhutla Mengancam, Menteri Turun Tangan!

 

Baskom Online| Annisa Ayuningrum| 25 Juli 2025

Provinsi Riau saat ini menghadapi ancaman serius kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang meningkat tajam sejak akhir Juli 2025 dan diperkirakan akan tetap tinggi hingga awal Agustus. Hal ini disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, yang menyebut bahwa kondisi cuaca kering dan curah hujan yang sangat rendah memperbesar potensi kebakaran, khususnya di lahan gambut yang mudah terbakar. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau di wilayah Riau memang lebih awal dibanding daerah lain di Indonesia, yaitu pada bulan Juli, dengan curah hujan kurang dari 50 mm—bahkan di beberapa wilayah di bawah 20 mm.

Wilayah yang paling terdampak meliputi Kabupaten Pelalawan, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir, yang saat ini menunjukkan jumlah titik panas (hotspot) terbanyak. Pemerintah pusat melalui Kementerian LHK bersama BMKG dan BNPB telah mengambil sejumlah langkah mitigasi. Salah satunya adalah pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sejak 21 Juli, dengan 12 sorti penyemaian awan menggunakan 12.000 kg bahan semai demi meningkatkan kelembapan tanah dan menekan potensi kebakaran. Meski begitu, Deputi Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menjelaskan bahwa minimnya pembentukan awan membuat penyemaian belum terlalu efektif.

Sebanyak 200 personel siaga karhutla juga dikerahkan ke lokasi-lokasi rawan, dengan prinsip “pantang pulang sebelum padam” untuk mengendalikan api secepat mungkin. Menteri Hanif menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, TNI/Polri, serta masyarakat dan pelaku usaha seperti perusahaan sawit dalam mencegah kebakaran semakin meluas. Semua pihak diminta siaga penuh, terutama karena lahan gambut yang kering sangat cepat terbakar dan sulit dipadamkan jika tidak ditangani segera. Melalui koordinasi lintas sektor, upaya pencegahan dan pemadaman diharapkan dapat berlangsung lebih efektif untuk melindungi lingkungan, kesehatan masyarakat, dan ekonomi lokal dari dampak karhutla yang merugikan.


Email Facebook Google Twitter

HIMIKOM

Admin & Editor

Himikomunib.org adalah website Himikom ( himpunan mahasiswa ilmu komunikasi ) universitas Bengkulu

0 comments:

Post a Comment