Photo source: apnews.com
Baskom Online | Lesi Hutari | 22 Juni 2025
Suasana mencekam menyelimuti wilayah Israel selatan setelah Iran meluncurkan rentetan serangan rudal dan drone ke beberapa kota utama, termasuk Beersheba, Tel Aviv, dan Bat Yam. Salah satu target yang terdampak paling parah adalah Soroka Medical Center, rumah sakit terbesar di selatan Israel, yang rusak berat akibat hantaman rudal balistik Iran pada Rabu, 19 Juni 2025.
Serangan ini menjadi bagian dari konflik bersenjata terbaru yang kembali membara antara Iran dan Israel, setelah serangan udara Israel sebelumnya menghantam instalasi militer di Teheran dan Isfahan, Iran. Aksi saling serang ini menandai babak baru eskalasi militer yang dikhawatirkan dapat menyulut perang regional di kawasan Timur Tengah.
Dampak Langsung Rumah Sakit Hancur, Pasien Dievakuasi
Menurut laporan media internasional The Times UK, rudal yang menghantam Soroka Medical Center menyebabkan kerusakan serius pada beberapa lantai atas gedung, termasuk runtuhnya plafon dan pecahnya kaca di banyak ruang perawatan. Sistem vital rumah sakit seperti oksigen, listrik, dan air sempat terganggu selama beberapa jam. “Ini adalah serangan terhadap fasilitas sipil yang dilindungi hukum internasional,” ujar juru bicara pemerintah Israel. “Tindakan ini merupakan pelanggaran berat terhadap konvensi perang.”
Sebanyak 271 orang dilaporkan luka-luka, sebagian besar akibat reruntuhan bangunan dan puing-puing. Di antara korban terdapat seorang anak perempuan berusia 7 tahun asal Ukraina yang tewas ketika rudal mengenai permukiman sipil di Bat Yam. Beberapa korban luka dirawat dalam kondisi serius, sementara sebagian lainnya mengalami luka ringan dan trauma psikologis. Petugas medis dan relawan bekerja sepanjang malam untuk mengevakuasi pasien ke ruang bawah tanah dan tempat perlindungan darurat. Sejumlah warga dilaporkan mengungsi ke stasiun kereta bawah tanah dan tempat parkir umum yang dialihfungsikan sebagai bunker.
Photo Source: Detik.com
Respons Pemerintah dan Militer Israel
Pemerintah Israel menyatakan bahwa mereka sedang “dalam mode pertahanan penuh” dan bersiap untuk melakukan pembalasan. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato darurat yang menegaskan bahwa Israel akan menanggapi “secara proporsional dan tegas.”
“Kami tidak akan tinggal diam melihat warga sipil dan fasilitas medis diserang secara brutal,” tegas Netanyahu. Ia bahkan menyebut Ayatollah Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, sebagai pihak yang harus bertanggung jawab secara langsung atas serangan ini. Sistem pertahanan udara Iron Dome dikerahkan secara luas, namun beberapa rudal berhasil lolos dan menghantam permukiman padat. Pemerintah setempat juga membuka ratusan tempat perlindungan sipil tambahan, terutama di kota-kota yang berdekatan dengan pusat militer dan infrastruktur strategis.
Reaksi Dunia Internasional dalam Seruan Damai dan Diplomasi
Serangan Iran ini langsung memicu reaksi dari berbagai negara dan organisasi internasional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan terhadap fasilitas kesehatan. Dalam pernyataannya, WHO menegaskan bahwa rumah sakit harus tetap menjadi tempat yang netral dan aman, bahkan dalam situasi perang sekalipun.
Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri. Pertemuan darurat Dewan Keamanan dijadwalkan akan digelar di Jenewa untuk membahas langkah diplomatik yang dapat mencegah eskalasi lebih lanjut. Negara-negara seperti Tiongkok dan Rusia juga menyerukan penghentian kekerasan dan membuka jalur negosiasi damai. Sementara itu, Amerika Serikat, melalui pernyataan dari Gedung Putih, menyatakan akan “melindungi kepentingan sekutu” dan tidak menutup kemungkinan pengiriman bantuan pertahanan tambahan ke Israel. Namun, belum ada pernyataan tegas mengenai keterlibatan militer langsung.
Potensi Eskalasi dan Dampak Lebih Luas
Kondisi saat ini dinilai sebagai titik paling rawan dalam konflik Iran-Israel dalam satu dekade terakhir. Iran sendiri telah mengancam akan menutup Selat Hormuz, jalur vital pengiriman minyak dunia, apabila pihak asing ikut campur lebih jauh. Di dalam negeri, warga Israel menghadapi ketakutan akan kemungkinan serangan lanjutan. Sekolah-sekolah ditutup, penerbangan sipil dibatalkan, dan aktivitas publik berkurang drastis. Suasana di jalan-jalan kota menjadi lengang, digantikan sirene peringatan rudal dan patroli militer.
Penutup
Serangan rudal Iran ke wilayah Israel bukan hanya mencederai fisik dan infrastruktur, namun juga mengguncang rasa aman warga sipil yang tak bersalah. Dunia kini menyoroti bahwa konflik ini tidak hanya merupakan perseteruan dua negara, melainkan juga ancaman terhadap stabilitas kawasan dan kemanusiaan secara luas. Harapan terbesar saat ini terletak pada jalur diplomasi, sebelum korban terus bertambah dan perang berkepanjangan tak terhindarkan.
0 comments:
Post a Comment