Mengendalikan Digital, Merawat Mental: Solusi untuk Zaman Modern

 Mengendalikan Digital, Merawat Mental: Solusi untuk Zaman Modern

olah : Sandri Prayuda


  Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam cara kita

hidup, bekerja, dan berinteraksi. Internet dan perangkat digital telah menjadi bagian tak

terpisahkan dari rutinitas harian kita, memberi kita akses ke informasi global,

kesempatan untuk terhubung dengan orang dari seluruh dunia, dan kenyamanan dalam

berbagai aspek kehidupan. Namun, di balik manfaat ini, kita juga dihadapkan pada

tantangan serius yang berkaitan dengan kesejahteraan mental. Dalam artikel ini, kita

akan menggali lebih dalam tentang dampak perangkat digital terhadap kesehatan mental

dan mengidentifikasi solusi yang dapat membantu mengatasi tantangan ini.


a. Banjir Informasi dan Tekanan Informasi


 Salah satu dampak paling terlihat dari era digital adalah "banjir informasi". Kita

hidup dalam dunia di mana kita terus-menerus dibanjiri dengan informasi dari berbagai

sumber seperti media sosial, berita online, dan platform konten digital lainnya. Namun,

lebih banyak informasi tidak selalu berarti lebih baik. Sebaliknya, banjir informasi ini

dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan kelelahan mental. Kita merasa perlu untuk

selalu up-to-date dengan berita terbaru, tren, dan peristiwa dunia, meskipun kadang-

kadang ini bisa menjadi beban yang sangat berat.

  Banjir informasi seringkali mengakibatkan ketidakmampuan kita untuk mengelola

semua informasi yang masuk. Tekanan untuk tetap up-to-date dengan perkembangan

terbaru di dunia, tren, berita, dan konten lainnya dapat menjadi sangat mendalam.

Ketidakmampuan ini dapat memicu perasaan cemas, tertekan, dan bahkan kewalahan.

Seiring dengan meningkatnya tekanan untuk mengkonsumsi informasi, ada risiko

meningkatnya gangguan stres dan kecemasan yang dapat berdampak buruk pada

kesejahteraan mental kita.

  Dalam lingkungan yang selalu terhubung secara digital, muncul perasaan cemas

bahwa kita mungkin melewatkan sesuatu yang penting. Fenomena ini dikenal sebagai

"fear of missing out" (FOMO), di mana kita merasa khawatir melewatkan berita terbaru,

peristiwa penting, atau pengalaman seru yang dibagikan oleh orang lain di media sosial.

Kecemasan informasi semacam ini dapat menyebabkan dorongan untuk terus-menerus

memeriksa berita dan media sosial, bahkan hingga larut malam, yang pada akhirnya

dapat mengganggu tidur dan mengurangi kualitas hidup kita.


b. Tantangan Media Sosial dan Perbandingan Sosial


  Media sosial telah merevolusi cara kita berinteraksi dan berbagi pengalaman.

Namun, di balik antarmuka yang menarik, ada dampak psikologis yang perlu

diperhatikan. Terlalu sering, kita mengevaluasi diri kita sendiri dan kehidupan kita

berdasarkan apa yang kita lihat di media sosial. Ini bisa mengarah pada perasaan tidak

memadai atau bahkan depresi, karena kita cenderung membandingkan prestasi dan

kebahagiaan kita dengan versi yang direkayasa dari kehidupan orang lain.

Ketergantungan pada validasi dari dunia digital juga dapat merusak persepsi diri kita

dan membuat kita terjebak dalam pola perilaku yang tidak sehat.

  Salah satu dampak paling nyata dari media sosial adalah kecenderungan untuk

membandingkan diri kita dengan orang lain. Kita cenderung melihat dan

membandingkan prestasi, penampilan, dan kehidupan kita dengan apa yang kita lihat di

media sosial. Namun, perlu diingat bahwa apa yang kita lihat di media sosial sering kali

adalah potongan-potongan terpilih dari kehidupan orang lain. Orang cenderung

membagikan momen-momen paling bahagia dan prestasi mereka, meninggalkan aspek-

aspek kehidupan yang kurang sempurna tersembunyi. Dampaknya adalah perasaan

rendah diri dan tidak puas dengan diri sendiri.

  Media sosial juga memberikan platform untuk menerima validasi digital dalam

bentuk "like," komentar, dan pengikut. Seiring waktu, ini dapat membuat kita

mengaitkan nilai diri kita dengan respons positif yang kita terima di dunia digital.

Terlalu banyak mengandalkan validasi ini dapat menyebabkan ketergantungan

emosional pada media sosial dan perasaan tidak berharga ketika respons tidak sesuai

harapan. Perasaan ini, jika dibiarkan tidak terkendali, dapat merusak kesehatan mental

kita.

c. Gangguan Tidur dan Ketidakseimbangan Hidup


  Ponsel pintar dan perangkat lainnya memberi kita kenyamanan untuk tetap

terhubung, tetapi dampaknya terhadap tidur kita dapat merugikan. Paparan cahaya biru

dari layar perangkat dapat mengganggu produksi hormon tidur melatonin, membuat kita

sulit tidur dengan nyenyak. Ini berdampak pada kualitas tidur dan berpotensi memicu

gangguan tidur yang lebih serius. Selain itu, ketergantungan pada perangkat digital juga

dapat mengganggu keseimbangan antara kehidupan online dan offline. Aktivitas sosial,

fisik, dan relaksasi seringkali terabaikan karena kita terjebak dalam dunia digital.

  Salah satu cara teknologi digital mempengaruhi kita adalah melalui paparan

cahaya biru yang dihasilkan oleh layar perangkat. Cahaya biru ini dapat mengganggu

produksi hormon melatonin dalam tubuh kita, hormon yang mengatur siklus tidur-wake

kita. Paparan cahaya biru di malam hari, terutama dari layar perangkat, dapat

mengacaukan ritme alami tubuh kita dan membuat kita kesulitan tidur. Gangguan tidur

dapat berdampak serius pada kesejahteraan mental, merangsang kelelahan, penurunan

konsentrasi, perasaan lelah, dan bahkan depresi.

  Teknologi digital juga dapat menjadi penyebab utama ketidakseimbangan hidup.

Ketergantungan yang berlebihan pada layar perangkat dapat menghabiskan banyak

waktu yang dapat digunakan untuk berinteraksi secara sosial, berolahraga, atau

mengejar hobi dan minat. Gangguan waktu ini dapat berdampak pada kesejahteraan

mental dan fisik kita. Kekurangan interaksi sosial langsung dapat menyebabkan

perasaan kesepian dan isolasi, yang secara langsung dapat merusak kesejahteraan

mental kita.


d. Solusi Mengendalikan Digital untuk Merawat Mental


  Menghadapi tantangan ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk

mengendalikan dampak negatif teknologi digital pada kesehatan mental kita:

1. Membangun Kesadaran Digital: Pertama-tama, kita perlu memahami

bagaimana teknologi digital memengaruhi pikiran dan perasaan kita. Ini melibatkan

pengenalan terhadap pola konsumsi digital kita dan dampaknya terhadap kesejahteraan

mental kita.

2. Menetapkan Batas Waktu Layar: Mengatur waktu layar harian adalah langkah

penting untuk menghindari ketergantungan berlebihan pada teknologi. Ini melibatkan

menentukan batas waktu yang wajar untuk penggunaan media sosial, periklanan digital,

dan hiburan online lainnya.

3. Melibatkan Diri dalam Kegiatan Bermakna: Membuat waktu untuk kegiatan

yang meningkatkan kesejahteraan mental seperti meditasi, yoga, olahraga, dan seni

adalah cara yang baik untuk menjaga keseimbangan hidup. Ini juga dapat membantu

mengalihkan fokus dari perangkat digital.

4. Membangun Keterhubungan Sosial Langsung: Interaksi sosial langsung

memiliki dampak besar pada kesejahteraan mental. Meluangkan waktu untuk bertemu

teman dan keluarga secara fisik, terlibat dalam percakapan yang dalam dan bermakna,

dapat membantu mengatasi perasaan kesepian dan isolasi.

  Kesehatan mental dalam era digital adalah tantangan yang memerlukan perhatian

serius. Meskipun teknologi digital memberi kita banyak manfaat, kita harus tetap

waspada terhadap dampak negatifnya. Dengan mengendalikan konsumsi digital,

mengembangkan kesadaran digital yang kuat, dan berinvestasi dalam interaksi sosial

langsung serta kegiatan bermakna, kita dapat menjaga kesehatan mental kita dan meraih

manfaat penuh dari dunia digital tanpa merusak keseimbangan hidup kita. Dengan

demikian, "Mengendalikan Digital, Merawat Mental" bukan hanya semboyan, tetapi

juga merupakan langkah proaktif untuk mencapai kesejahteraan di era modern ini.

Email Facebook Google Twitter

HIMIKOM

Admin & Editor

Himikomunib.org adalah website Himikom ( himpunan mahasiswa ilmu komunikasi ) universitas Bengkulu

0 comments:

Post a Comment