Artikel | Indonesia ku, Ibarat Ayam Mati Dilumbung Padi

INDONESIA, sebuah negara kaya sumber daya alam, berposisi strategis dunia dengan jumlah penduduk sangat menakjubkan yang menjadi potensi untuk kemajuan sebuah negara. Tapi kenyataannya negara ini dipenuhi oleh kemiskinan. Kemiskinan ekonomi rakyat, kemiskinan moral, kemiskinan penegakan hukum, kemiskinan etika politik. 



Seorang imam besar telah memperingatkan umat muslim, peringatan ini sangat sesuai  dengan keadaan Indonesia saat ini "Kehancuran masyarakat adalah berpangkal dari kebejatan para penguasanya. Sedangkan kebejatan penguasa berpangkal pada kerusakan moral para ulama. Sedangkan kerusakan moral ulama adalah berpangkal pada kegandrungan mereka terhadap harta, posisi strategis (pangkat) dan kemewahan dunia.Padahal, hati siapa saja yang telah dikuasai oleh gandrung dunia, ia tidak akan mungkin bisa membela kepentingan agama Allah, kendati terhadap rakyat jelata, apalagi menghadapi para penguasa dan pemerintah yang zalim".- Al Ghazali –

Menjadikan sebuah negara menjadi satu kesatuan yang solid yang memiliki stabilitas nasional yang bagus dengan proses kesadaran rakyat dan pemerintah tidak semudah membalikkan telapak  tangan, akan tetapi tidak sesulit menguras air di lautan. Hal itu membutuhkan kerja sama antara individu yang saling bersinergi menghasilkan power untuk membangun sebuah negara dari seluruh aspek kehidupan

Pada dasarnya, perbedaan dan pruralisme bukanlah sebab yang menjadikan manusia berpecah-belah. Karena Allah-lah yang manciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal dan saling menghormati perbedaan itu sendiri. Hakekat utama manusia adalah Zoon Politicon yang tidak bisa hidup sendiri sekaligus membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari hal ini lahirlah interaksi-interaksi sosial antara manusia dengan yang lain di segala dimensi kehidupannya. Sehinga, mereka membutuhkan seorang pemimpin yang adil dan memiliki integritas untuk mengatur interaksi tersebut, dengan negara sebagai wadahnya, dan undang-undang sebagai pagarnya.

Hmm.. Jika  saya umpamakan negara sebagai kapal, pemimpin negara adalah nahkodanya dan  undang-undang adalah aturan dalam kapal tersebut. Sang nahkodalah yang menentukan kemana kapal akan berlayar. Begitu juga pemimpin yang paling berkuasa menetukan jalannya pemerintahan dalam suatu negara.
Email Facebook Google Twitter

HIMIKOM

Admin & Editor

Himikomunib.org adalah website Himikom ( himpunan mahasiswa ilmu komunikasi ) universitas Bengkulu

0 comments:

Post a Comment