Sekilas Cerita Sejarah Tabut

HIMIKOM

 

Baskom Online| Refina Maharani Salim|18 Juli 2025

Commers, setiap tahun-nya Bengkulu selalu mengadakan perayaan festival tahunan yang diadakan setiap tanggal 1 Muharram - 10 Muharram, festival tersebut biasa disebut dengan Festival Tabut 

Meskipun festival tahunan tersebut sudah lama meninggalkan kita, tapi yuk kita baca kilas balik awal mula Tabut di Kota Bengkulu. 

Sebelum menjadi Tabut yang kita rasakan pada saat ini tabut dahulu-nya merupakan upacara tradisional masyarakat Bengkulu yang diadakan untuk mengenang kisah kepahlawan Hussein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW, yang wafat dalam peperangan di padang Karbala, Irak.

Upacara Tabut sebenarnya tidak hanya berkembang di Bengkulu saja, namun juga sampai ke Sumatra Barat seperti daerah Painan, Padang, Pariaman, Maninjau, Pidie, bahkan sampai ke Banda Aceh, Meulaboh, dan Singkil. Dalam perkembangannya kegiatan Tabut kemudian menghilang di banyak tempat. Hingga saat ini hanya ada dua tempat yang melaksanakan upacara Tabut, yakni Bengkulu dan Pariaman, Sumatra Barat yang menyebutnya dengan Tabuik. 

Tabut sendiri berasal dari kata Arab, Tabut yang secara harfiah berarti kotak kayu atau peti (Q.S Al Baqarah 2:248). Saat ini, Tabut yang digunakan dalam Upacara Tabut di Bengkulu berupa suatu bangunan bertingkat-tingkat seperti menara masjid, dengan ukuran yang beragam dan berhiaskan lapisan kertas warna warni. 

Tabut bengkulu pertama kali di inisiasi oleh Syaikh Maulana Ichad ulama bengkulu yang mana melalui tabut beliau menyebarkan agama islam dibengkulu, namun masa Syaikh Maulana Ichad tidakla lama di Bengkulu karena beliau sempat pergi ke makkah lalu wafat disana dituturkan kepergian bliau ke makkah adalah untuk beribadah umrah/haji, setelah meninggalnya syaikh maulana ichad, tahun 1400 barulah syaikh Burhanuddin tak hanya sendiri beliau bersama 13 ulama lainnya meneruskan tradisi ini yang mana sampai saat ini masih tetap berjalan dengan khidmat, perjalanan ini begitu sangat panjang dan terdapat juga makam yang ada dibengkulu hanya dua orang sisanya meninggal ditempat yang berbeda. Jika kita mengingat tabut maka ini sama halnya dengan kita mengingat penyebaran islam di bengkulu. Mari teman teman semua mulai mengenal edukasi sejarah tabut karena jangan hanya datang duduk dan menikmatinya saja tanpa kita mengetahui sejarah dan parjalanannya.

Yang membedakan festival tabut dulu dan sekarang ialah dahulu tidak ada bazar atau pameran yang ada ialah hanya ritual seperti pengambilan tanah, menjara, duduk penja, meradai dan sebagainya, tidak ada telong-telong ataupun bazar seperti saat ini. 

Namun seiring berkembangnya zaman dan teknologi masyarakat mulai memperkenalkan tabut ke kancah nasional maupun internasional, inovasi lain seperti telong-telong, bazar, dan pameran seiring berjalan waktu juga mulai ada disetiap perayaan festival tabut



Sc: 

Ir. Achmad Syafril Sy (Ketua Kerukunan Tabut Bengkulu) - HPI Bengkulu 

Tommy Julian Ali (Ketua HPI Bengkulu)