Komunikasi Non Verbal -  Komunikasi memiliki beberapa pengertian, antara lain merupakan sebuah  proses interaksi sosial antara dua atau lebih individu yang mencoba  saling mempengaruhi dalam hal ide, sikap, pengetahuan, dan tingkah laku.  Selain itu komunikasi juga di definisikan sebagai proses memberitahukan  dan menyebarkan pikiran-pikiran, nilai-nilai dengan maksud utk  menggugah partisipasi, agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik  bersama. Seperti yang telah kita ketahui, komunikasi terdiri dari dua  jenis yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal merupakan proses komunikasi melalui bahasa dan kata-kata yang diucapkan.
Komunikasi  nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak  menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi non verbal ialah menggunakan  gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan  objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol,  serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya  emosi, dan gaya berbicara.
Para  ahli di bidang komunikasi non verbal biasanya menggunakan definisi  "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi  non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan  tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan  kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi  nonverbal. Komunikasi non verbal juga berbeda dengan komunikasi bawah  sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
A. Fungsi Pesan Non-Verbal
Rakhmat (1985) menjelaskan bahwa komunikasi non-verbal memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Repetisi
Di  sini komunikasi non-verbal memiliki fungsi untuk mengulang kembali  gagasan yang disajikan secara verbal. Misalnya setelah seseorang  menjelaskan penolakannya terhadap suatu hal, ia akan menggelengkan  kepalanya berulang kali untuk menjelaskan penolakannya.
2. Substitusi
Di  sini komunikasi non-verbal memiliki fungsi untuk menggantikan  lambing-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun seseorang  berkata, ia dapat menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan  kepala.
3. Kontradiksi
Di  sini komunikasi non-verbal memiliki fungsi untuk menolak pesan verbal  atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya  seseorang memuji prestasi rekannya dengan mencibirkan bibirnya sambil  berkata: “Hebat, kau memang hebat”.
4. Komplemen
Di  sini komunikasi non-verbal memiliki fungsi untuk melengkapi dan  memperkaya makna pesan non-verbal. Misalnya air muka seseorang  menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
5. Aksentuasi
Di  sini komunikasi non-verbal memiliki fungsi untuk menegaskan pesan  verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya seseorang mengungkapkan  kejengkelannya sambil memukul mimbar.
B. Pentingnya Komunikasi Non-Verbal Dalam Komunikasi Sehari-Hari
Selain  hal-hal yang telah disebutkan diatas, masih ada beberapa alasan lagi  mengapa komunikasi non-verbal memiliki peran yang sangat penting. Hal  ini sesuai dengan pernyataan dari Leathers (1976):
1. Faktor-faktor non-verbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal
Ketika  kita mengobrol atau berkomunikasi tatap muka, kita banyak menyampaikan  gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan non-verbal. Pada gilirannya  orang lain pun lebih banyak membaca pikiran-pikiran kita lewat  petunjuk-petunjuk non-verbal. Menurut Birdwhistell tidak lebih dari  30%-35% makna sosial percakapan atau interaksi dilakukan dengan  kata-kata, dan sisanya dilakukan dengan pesan non-verbal.
2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non-verbal ketimbang pesan verbal.
Menurut  Mahrabian (1967), hanya 7% perasaan kasih sayang dapat dikomunikasikan  dengan kata-kata. Selebihnya, 38% dikomunikasikan lewat suara, dan 55%  dikomunikasikan melalui ungkapan wajah (senyum, kontak mata, dan  sebagainya).
3. Pesan non-verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancauan
Pesan  non-verbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar. Misalnya  sejak zaman prasejarah, wanita selalu mengatakan “tidak” dengan lambing  verbal, tetapi pria jarang tertipu. Mereka tahu ketika “tidak”  diucapkan, seluruh anggota tubuhnya menyatakan “ya”. Kecuali actor-aktor  yang terlatih, kita semua lebih jujur berkomunikasi melalui pesan  non-verbal. Hal yang kadang kemudian terjadi adalah double binding  dimana ketika pesan non-verbal bertentangan dengan pesan verbal, orang  pada akhirnya akan bersandar pada pesan non-verbal.
4. Pesan non-verbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi
Fungsi  metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memperjelas  maksud dan makna pesan. Di atas telah dipaparkan mengenai fungsi  repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi. Semua ini  menambah kadar informasi dalam penyampaian pesan.
5. Pesan non-verbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal.
Dari  segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan verbal  selalu terdapat redundansi (lebih banyak lambang dari yang diperlukan),  repetisi, ambiguity, dan abstraksi. Diperlukan lebih banyak waktu untuk  mengungkapkan pikiran kita secara verbal daripada secara nonverbal.
6. Pesan non-verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat
Ada  situasi komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan atau  emosi secara tidak langsung. Sugesti di sini dimaksudkan menyarankan  sesuatu kepada orang lain secara implicit. Leathers (1976) menyatakan  bahwa jika anda meminta pelayanan seksual dari anak di bawah umur secara  verbal, anda dapat menerima hukuman pernjara. Jika anda melakuka hal  yang sama secara non-verbal, anda bebas dari hukuman. Kita dapat memuji  seseorang secara verbal, tetapi mengecamnya secara non-verbal. Inipun  sulit dituntut secara hukum.
C. Jenis-Jenis Pesan Non-Verbal
Duncan (dalam Rakhmat, 1985) menyebutkan terdapat beberapa jenis pesan non-verbal, yaitu:
1. Pesan kinesik
Pesan kinesik merupakan pesan yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti. Pesan ini terdiri dari tiga kompunen utama yaitu:
a. Pesan fasial
Pesan  ini menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai  penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit  sepuluh kelompok makna : kebahagiaan, rasa terkejut, ketakutan,  kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan  tekad. Leathers (1976) menyimpulkan penelitian tentang wajah sebagai  berikut:
· Wajah  mengkomunikasikan penilaian tentang ekspresi senang dan tak senang, yang  menunjukkan komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk.
· Wajah mengkomunikasikan minat seseorang kepada orang lain atau lingkungan.
· Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam suatu situasi.
· Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataannya sendiri.
· Wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurangnya pengertian.
b. Pesan gestural
Menunjukkan  gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk  mengkomunikasikan berbagai makna. Menurut Galloway, pesan ini berfungsi  untuk mengungkapkan:
· Mendorong/membatasi.
· Menyesuaikan/mempertentangkan.
· Responsif/tak responsif.
· Perasaan positif/negatif.
· Memperhatikan/tidak memperhatikan.
· Melancarkan/tidak reseptif.
· Menyetujui/menolak.
Pesan  gestural yang mempertentangkan terjadi bila pesan gestural memberikan  arti lain dari pesan verbal atau pesan lainnya. Pesan gestural tak  responsif menunjukkan gestur yang yang tidak ada kaitannya dengan pesan  yang diresponnya. Pesan gestural negatif mengungkapkan sikap dingin,  merendahkan, atau menolak. Pesan gestural tak responsive mengabaikan  permintaan untuk bertindak.
c. Pesan postural
Berkaitan dengan keseluruhan anggota badan. Mehrabian menyebutkan tiga makna yang dapat disampaikan postur:
· Immediacy
Merupakan  ungkapan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap individu yang lain.  Postur yang condong kea rah lawan bicara menunjukkan kesukaan atau  penilaian positif.
· Power
Mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator.
· Responsiveness
Individu mengkomunikasikannya bila ia bereaksi secara emosional pada lingkungan, baik positif maupun negatif.
2. Pesan proksemik
Pesan  ini disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Pada umumnya,  dengan mengatur jarak, kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang  lain. Pesan ini juga diungkapkan dengan mengatur ruangan objek dan  rancangan interior. Pesan ini dapat mengungkapkan status sosial ekonomi,  keterbukaan, dan keakraban.
3. Pesan artifaktual
Pesan  ini diungkapkan melalui penampilan, body image, pakaian, kosmetik, dll.  Umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan identitas kita, yang  berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan  bagaimana orang lain sepatutnya memperlakukan kita. Selain itu pakaian  juga berguna untuk mengungkapkan perasaan (misal pakaian hitam berarti  duka cita) dan formalitas (misal sandal untuk situasi informal dan batik  untuk situasi formal)
4. Pesan paralinguistik
Merupakan  pesan non-verbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal.  Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila  diucapkan dengan cara yang berbeda. Hal-hal yang membedakan antara lain :  nada, kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme. Secara keseluruhan,  pesan paralinguistik merupakan alat yang paling cermat unuk  menyampaikan perasaan kita kepada orang lain.
5. Pesan sentuhan dan bau-bauan
Berbagai  pesan atau perasaan dapat disampaikan melalui sentuhan, tetapi yang  paling sering dikomunikasikan antara lain : tanpa perhatian (detached),  kasih saying (mothering), takut (fearful), marah (angry), dan bercanda  (playful).
Bau-bauan telah  digunakan manusia untuk berkomunikasi secara sadar maupun tidak sadar.  Saat ini orang-orang telah mencoba menggunakan bau-bauan buatan seperti  parfum untuk menyampaikan pesan.
Baca juga Jendela Johari : Johari Window
DAFTAR PUSTAKA
Leathers, D.G. 1976. Nonverbal Communication System. Sydney : Allyn and Bacon, Inc.
Rakhmat, J. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosadakarya 
