URGENSI LITERASI SEHAT DAN PELAYANAN TELEMEDICINE UNTUK MENJAGA KESEHATAN MENTAL PARA REMAJA DI ERA DIGITAL INDUSTRI 4.0

 URGENSI LITERASI SEHAT DAN PELAYANAN TELEMEDICINE UNTUK

MENJAGA KESEHATAN MENTAL PARA REMAJA DI ERA DIGITAL INDUSTRI

4.0

oleh : Sinta Emillina


  Seperti yang diketahui, manusia sedang berada pada fase dimana teknologi digital

masuk ditengah-tengah kehidupan. Siapa yang tidak mengenal teknologi digital? Hampir

semua aktivitas sekarang dijalani melalui teknologi digital, seperti media sosial.

Penggunaan media sosial sangat membantu kehidupan sehari-hari, seperti melakukan

pembayaran online, membeli melalui situs online, memesan makanan di restoran, dan

lain-lain. Di era penggunaan teknologi digital dan media sosial, juga sebagai sarana untuk

bebas berekspresi. Manusia dapat melakukan komunikasi baik verbal dan nonverbal

terhadap siapa saja tanpa ada batas ruang dan waktu. Banyak manfaat dengan kehadiran

media sosial dikehidupan saat ini. Selain manfaat dan dampak positif tersebut, tentu saja

ada dampak negatif dari penggunaan media sosial. Melalui kebebasan berekspresi,

banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab memberikan komentar-komentar

negatif yang ditujukan untuk seseorang atau kelompok tertentu, hal ini biasa disebut

dengan cyberbullying, tidak hanya itu banyak berita yang tidak benar atau hoaks yang

tersebar melalui media sosial, hampir di seluruh kelompok usia terutama usia remaja

candu terhadap gadget, dengan mengakses aplikasi seperti facebook, instragram, atau

permainan secara online. Hal ini terkadang membuat mereka mengabaikan aktivitas

lainnya. Dampak negatif dari pengabaian aktivitas tersebut tentunya memiliki pengaruh

buruk pada kesehatan mental seseorang. Apa yang dimaksud dengan kesehatan mental?


  Kesehatan mental adalah keseimbangan kehidupan dalam semua aspek, termasuk sosial,

fisik, spritual, ekonomi dan juga mental (Bellenir, 2010). Kesehatan mental juga dapat

diartikan sebagai fungsi mental yang berhasil menghasilkan aktivitas produktif, dan

mampu mengatasi perubahan dan kesulitan (Sperry, 2016). Kesehatan mental menjadi

topik yang semakin mendapat perhatian di era digital ini. Seiring dengan kemajuan

teknologi dan konektivitas yang tak terelakkan, dapat dengan mudah terhubung dengan

dunia luar melalui media sosial, berita online, dan perangkat elektronik lainnya.

Dunia digital memberikan dampak yang cukup signifikan pada remaja yang

membawa sejumlah tantangan yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental

remaja. Masa remaja adalah dimana masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa.

Pada masa ini terjadi perubahan secara biologis, hormonal, sosial, dan psikologis.

Tingginya angka gangguan psikis bahkan hingga percobaan bunuh diri pada remaja

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dasar mengenai kesehatan mental pada diri

remaja sehingga mereka tidak sigap saat menghadapi gangguan mental yang ada pada

dirinya maupun orang lain. Jika kesehatan mentalnya terganggu, maka suasana hatinya

akan terganggu, sulit berpikir dan kendali emosi, sehingga mengarah ke tindakan yang

buruk. 20% remaja mengalami masalah kesehatan mental, yang umum terjadi adalah

depresi dan kecemasan. 6% umur 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental.

Menurut WHO 75% gangguan mental emosional, bunuh diri merupakan akibat dari

permasalahan kesehatan remaja. Faktanya 1 dari 20 remaja mengalami depresi dengan

proporsi remaja perempuan 3 kali lipat lebih besar dibanding remaja laki-laki. Menurut

Pusat Kontrol dan Pencegah Gangguan, ada 1 dari 12 remaja setiap tahun yang

memutuskan bunuh diri. Hal ini menjadi hal yang harus diperhatikan. Yang mana, para

remaja merupakan pelanjut generasi. Sebuah dunia, negara, dan bangsa akan ditentukan

oleh mereka. Bagaimana masa depan itu, mereka lah yang akan menentukan dan

membentuk. Akan tetapi, jika adanya gangguan kesehatan mental ini bagaimana para

remaja bisa menghadapi masa depannya nanti? Terlebih sekarang semuanya sudah serba

era digital. Kekhawatiran pada remaja pun semakin meningkat. Banyak dampak yang

menganggu kesehatan mental para remaja tersebut.

  Maka dari itu, melalui artikel opini ini penulis mencoba menggagas ide mengenai

kesehatan mental di era digital melalui literasi sehat dan pelayanan telemedicine. Solusi

untuk mengatasi dan mengobati kesehatan mental di era digital yang sedang terjadi. Yang

pertama yaitu Literasi sehat. Literasi berasal dari bahasa Latin, tepatnya dari literatus

yang berarti terdidik, banyak membaca, atau memiliki pengetahuan yang berkaitan

dengan huruf. Dengan demikian, literasi melibatkan pemahaman, pelibatan, penerapan,

eksplorasi, dan transformasi teks. Perkembangan membaca remaja sangat erat kaitannya

dengan bahasa dan komunikasi pasa zaman sekarang. Komunikasi membantu bertukar


  pikiran dan perasaan antar sesama manusia. Di era digital ini, literasi berfungsi untuk

mencegah penyebaran informasi palsu dan tidak dapat dipercaya. Merupakan bentuk

definisi literasi sehat. Kompetensi digital literasi sehat adalah kemampuan untuk

memahami, menganalisis, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi secara efektif

melalui platform digital. Dengan memiliki kompetensi digital literasi sehat yang kuat,

pengguna media terutama pada pengguna remaja dapat membedakan antara informasi

yang akurat dan dapat dipercaya dan informasi yang tidak valid atau palsu. Selain itu,

literasi sehat juga membantu remaja dalam mengidentifikasi sumber informasi yang dapat

diandalkan dan menghindari penyebaran informasi palsu. Karena itu, esensial bagi setiap

remaja untuk meningkatkan keahlian digitalnya agar dapat memperoleh manfaat dari

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan hati-hati dan bertanggung

jawab.

  Kemajuan literasi remaja berkaitan erat dengan kemampuan bahasa atau komunikasi

mereka. Komunikasi dimaksudkan untuk memenuhi fungsi pertukaran pikiran mereka.

Literasi sehat pada remaja memengaruhi perkembangan sosial, emosional, dan kognitif

mereka. Ketika remaja mampu berinteraksi dengan lingkungannya, mereka menjadi lebih

percaya diri, komunikatif, dan lebih menerima lingkungannya. Keterampilan komunikasi

lisan dan tulisan, seperti membaca dan menulis, merupakan keterampilan dasar yang

harus dimiliki oleh setiap manusia. Literasi merupakan keahlian dasar untuk

berpartisipasi di zaman digital saat ini. Literasi sehat sangat penting untuk

dipertimbangkan agar dapat berpartisipasi aktif dalam era digitalisasi. Pentingnya

pengenalan literasi sehat adalah kemampuannya yang menggunakan media digital secara

efektif, menggunakan media digital untuk memecahkan masalah sehari-hari, memahami

dimensi sosial dan dampak media digital terhadap masyarakat, dan mengembangkan

masyarakat yang positif. Tujuannya adalah membantu remaja memperoleh pengetahuan

teknis dan keterampilan yang diperlukan untuk memfasilitasi sikap terhadap media digital

dan kemauan untuk mengikuti kemajuan era digital.

  Pengenalan literasi sehat tidak hanya melindungi pengguna teknologi digital dari

efek berbahaya media digital, tetapi juga memungkinkan para remaja berpikir kritis,

mengekspresikan diri, dan terlibat dengan media digital. Literasi tak hanya melindungi

anak dari informasi yang tidak diinginkan, tetapi juga membantu remaja menjadi terdidik,

kompeten, dan cerdas dalam berbagai bentuk pengetahuan media. Sehingga apa yang

mereka saksikan dapat diinterpretasikan. Literasi sehat memiliki keunggulan

memungkinkan remaja untuk memahami informasi yang diperoleh melalui media digital

sebagai bentuk pembelajaran dan menggunakan teknologi secara cerdas. Mendorong

pemikiran kritis dan kreatif, mencegah individu menjadi mangsa informasi yang salah,

mudah menerima topik provokatif, dan jatuh ke dalam perangkap digital dapat mencegah

yang "katanya." Teknologi digital yang terhubung dengan internet dan umumnya

digunakan sebagai alat komunikasi dan penelusuran informasi memiliki sisi baik dan

buruk. Mempermudah akses ke informasi dengan cepat, mendorong perubahan dalam

berbagai sektor yang mempermudah pekerjaan dan kegiatan, menyediakan berbagai

sumber belajar seperti perpustakaan online, dan memfasilitasi diskusi berbasis teknologi

yang meningkatkan kualitas pendidikan, memecahkan masalah karakter bangsa, dan

menciptakan karakter bangsa yang berkualitas.

  Selanjutnya yang kedua yaitu pelayanan Telemedicine. Apa yang dimaksud dengan

pelayanan telemedicine? Pelayanan Telemedicine adalah layanan kesehatan berbasis

teknologi yang memungkinkan para penggunanya berkonsultasi dengan dokter tanpa

bertatap muka atau secara jarak jauh dalam rangka memberikan konsultasi diagnostik dan

tata laksana perawatan pasien. Menurut WHO, ada empat elemen yang berkaitan dengan

telemedicine, yaitu bertujuan memberikan dukungan klinis, berguna untuk mengatasi

hambatan geografis dan jarak, bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat, dan

melibatkan penggunaan berbagai jenis perangkat teknologi informasi. Telemedicine

berpotensi mengatasi berbagai masalah layanan kesehatan dan merevolusi kesehatan

masyarakat Indonesia. Masalah utama yang dialami terkait pelayanan kesehatan di

Indonesia adalah jumlah dokter yang masih terbatas dan persebarannya belum merata.

  Jumlah dokter per kapita baru mencapai 4 per 10.000 penduduk, masih jauh di bawah

rekomendasi WHO yang mencapai 10 per 10.000 penduduk atau satu per 1.000 penduduk

di tiap negara. Hadirnya Telemedicine tentu menawarkan kemudahan bagi masyarakat

maupun remaja, terutama yang berada di wilayah dengan jumlah dokter terbatas, untuk

mendapatkan layanan kesehatan. Selain itu, harga yang lebih terjangkau membuat

semakin banyak masyarakat yang dapat menikmati layanan melalui Telemedicine.

  Setidaknya ada lima alasan utama untuk mempertimbangkan penggunaan Telemedicine

yaitu akses yang lebih baik, hemat biaya, kenyamanan, permintaan dari pengguna

generasi milenial, dan mengurangi ketidakhadiran tenaga medis untuk masyarakat. Tidak

menutup kemungkinan akan semakin banyak dokter yang menyediakan jasanya melalui

Telemedicine dan semakin banyak masyarakat yang menggunakannya sehingga

mendukung perkembangan layanan ini. Pelayanan Telemedicine dilaksanakan oleh

tenaga kesehatan yang memiliki surat izin praktik di Fasyankes Penyelenggara.

Pelayanan Telemedicine terdiri atas pelayanan: teleradiografi, teleelektrikardiografi,

teleultrasonografi, telekonsultasi klinis dan pelayanan konsultasi Telemedicine lain

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat membantu

para remaja untuk berkonsultasi mengenai gangguan kesehatan mentalnya tanpa bersusah

payah dalam melakukan transportasi perjalanan dan lain sebagainya.

   Para remaja juga perlu belajar menghadapi ketidakpastian masa depan, tertarik pada

lawan jenis dan realitas kehidupan yang keras. Namun, di era digital, waktu mereka untuk

belajar mengolah mental dibajak oleh berbagai jenis kesenangan yang kerap membuat

candu. Di samping itu perlakuan dari orang lain yang tidak sesuai ekspektasi juga tidak

jarang membuat kondisi mental mereka down. Pada akhirnya ketidaksiapan menghadapi

persoalan akan mengarahkan mereka para perilaku yang menyimpang. Perubahan

perilaku pada remaja biasanya terkait dengan otoritas orang tua dalam keluarga. Para

remaja yang sedang mencari dan membentuk identitas sangat memerlukan ruang

kebebasan. Tentu hal ini bagus untuk kesehatan mental mereka karena dengan mencoba

berbagai hal baru mereka akan mengenal kesalahan yang berperan penting dalam

pembentukan karakter. Yang jelas, para remaja juga perlu dipastikan mendapat dukungan

baik dari keluarga dan teman dekat. Kesehatan mental adalah dasar bagi kesejahteraan

individu dan berfungsinya komunitas secara efektif. Mari menjaga komunikasi dan

keseimbangan kesehatan mental di era digital ini!

Email Facebook Google Twitter

HIMIKOM

Admin & Editor

Himikomunib.org adalah website Himikom ( himpunan mahasiswa ilmu komunikasi ) universitas Bengkulu

0 comments:

Post a Comment